SuaraJogja.id - Dua warga DIY rencananya akan dipulangkan dari Natuna seusai menjalani karantina sepulang dari Wuhan, China. Pihak pengelola bandara di DIY, PT Angkasa Pura I pun menyatakan kesiapannya jika mereka akan dipulangkan menggunakan pesawat terbang komersial.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama menyatakan kesiapannya menerima dua orang warga DIY tersebut. Apalagi, pihaknya juga telah memiliki prosedur yang tetap berkaitan dengan merebaknya coronavirus tersebut.
"Di seluruh bandara internasional yang ada di Indonesia sudah memiliki kesiapan yang berlebih. Tak hanya di Adisutjipto yang internasional, di YIA yang belum ada penerbangan internasionalnya pun kami sudah siap," ujarnya, Jum'at (14/2/2020) ketika dikonfirmasi.
Jauh-jauh hari, pihaknya sudah melakukan persiapan. Mulai dari persiapan alat sumber daya manusia bahkan di bandara internasional Adisucipto juga sudah didirikan posko darurat coronavirus tersebut.
Baca Juga:Antisipasi Virus Corona, Bandara Adisutjipto Dirikan Crisis Center
Posko ini untuk melakukan edukasi bagaimana masyarakat melakukan antisipasi terhadap kemungkinan adanya coronavirus. Posko ini akan memberikan informasi secara detil berkaitan dengan coronavirus tersebut.
"Posko ini terdiri dari berbagai unsur, Angkasa Pura I, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Dinas Pariwisata ," jelasnya.
Dari koordinasi sebelumnya, setiap pesawat dari luar negeri akan ada perlakuan khusus di mana pesawat dari luar negeri merupakan pesawat dalam kategori karantina. Seperti pesawat yang berasal dari Singapura pihaknya memang memberlakukan standar khusus untuk menanganinya.
Karena pada prinsipnya penerbangan dari luar negeri itu kondisinya adalah kondisi karantina. Artinya dari mulai pesawat untuk kru penumpang dan lain-lain harus melalui pemeriksaan.
"kita harus meyakinkan bahwa mereka para penumpang terbebas dari coronavirus. Dari KKP ini sudah standar dan bisa dipertanggungjawabkan," tambahnya.
Baca Juga:Cegah Virus Corona Menyebar, Bandara Adisutjipto Perketat Pengawasan
Sampai hari ini, imbuhnya, pihaknya belum menemukan adanya laporan dari lapangan terkait dengan kemungkinan seorang penumpang yang masuk kategori suspect demam yang melebihi suhu di atas 30 derajat Celcius.
Tak hanya di Adisutjipto, di YIA juga setelah menyiapkan alat meskipun saat ini belum ada penerbangan internasional. Di bandara ini baik SDM ataupun peralatannya juga sudah disiapkan untuk menangani kasus-kasus seperti coronavirus tersebut.
"Lebih baik kita melakukan antisipasi dengan menyiapkan alat. Karena di sana ada penerbangan dari Jakarta yang bisa jadi penumpangnya juga merupakan salah satu penerbangan dari internasional,"ujarnya.
Pandu mengungkapkan, terkait dengan coronavirus tersebut, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pun hampir setiap hari selalu menanyakan terkait dengan perkembangan coronavirus tersebut.
Gubernur juga menanyakan peralatan yang ada di bandara salah satunya adalah ruang isolasi yang telah disiapkan oleh bandara. Gubernur ingin memastikan kesiapsiagaan wilayahnya dalam mengantisipasi masuknya coronavirus.
"Jadi selain memiliki peralatan yang sesuai standar yang dibutuhkan. Kita juga memiliki ruang isolasi termasuk SOP rujukannya," terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembayun Setyaning Astuti juga menandaskan jika pihaknya telah mengkondisikan berbagai hal yang dibutuhkan untuk menyambut warga DIY dari Natuna tersebut. Karena pada prinsipnya DIY juga telah menyiapkan dua rumah sakit rujukan jika ada warga yang diduga terpapar coronavirus.
"Dua rumah sakit itu RSUP dr Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Keduanya memiliki ruang isolasi," ujarnya, Jumat (14/2/2020) ketika dikonfirmasi melalui nomor pribadinya.
Namun demikian, Pembayun mengatakan kemungkinan besar dua warga tersebut tidak akan diisolasi terlebih dahulu. Sebab, dua warga tersebut sudah dinyatakan sehat dan diperkenankan untuk ke kediaman mereka masing-masing. Kendati demikian, prosedur pemeriksaan kesehatan keduanya akan tetap dilaksanakan.
"Tidak perlu diisolasi. Karena (mereka) sehaaat," tambahnya.
Sementara itu, meskipun ada dua warga DIY yang dipulangkan dari Natuna, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul memastikan tak ada warganya yang mengikuti proses karantina Virus Corona di Kepulauan Natuna. Sehingga pemerintah Gunungkidul tidak menyiapkan prosedur khusus.
"Dua warga DIY yang dipulangkan dari Natuna tersebut, tidak ada warga Gunungkidul yang ikut dievakuasi dari Wuhan, RRT," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty melalui pesan singkat, Jum'at (14/2/2020).
Ia juga mengungkapkan hari ini ada rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY. Namun pertemuan tersebut lebih membahas tentang kewaspadaan Corona, bukan keberadaan pasien. Sebelumnya, Dewi pernah mengungkapkan jika ada kemungkinan warga Gunungkidul ikut dievakuasi. Namun setelah ditelusuri, dipastikan tak ada warganya yang turut jadi peserta karantina Corona.
"Kalau ada yang dari Natuna pasti dikabari," papar Dewi.
Sebelumnya diinformasikan bahwa sebanyak 237 WNI dan satu WNA yang sudah menjalani observasi dan karantina di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing oleh pemerintah pada Sabtu (15/2/2020).
Ratusan WNI dan satu WNA dari Wuhan, China itu masing-masing berasal dari 29 provinsi. Pada Kamis (13/2/2020), Suara.com mendapatkan rincian data WNI dari masing-masing 29 provinsi tersebut.
Saat dikonfirmasi terkait data tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto membenarkan. Dilihat dari datanya, WNI asal Aceh berjumlah 13 orang, Bali 2 orang, Bangka Belitung 1 orang, Banten 5 orang, Bengkulu 2 orang, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2 orang, dan Gorontalo 1 orang.
Sementara dari DKI Jakarta berjumlah 16 orang, Jambi 4 orang, Jawa Barat 9 orang, Jawa Tengah 10 orang, dan Jawa Timur 65 orang. Kemudian Kalimantan Barat berjumlah 4 orang, Kalimantan Timur berjumlah 15 orang, Kalimantan Utara berjumlah 19 orang, Kalimantan Selatan berjumlah 8 orang dan Kepulauan Riau 2 orang.
Kontributor : Julianto