SuaraJogja.id - Agung Budi Wibowo, Remaja lulusan SMK asal Purworejo yang membuatkan ibunya robot penuang telur atau egg filling robot, sempat diragukan untuk berhasil. Hal itu diakui ibunya sendiri, Praptinung Utami (55), saat ditemui di lokasinya berjualan.
"Memang anak saya sempat berbicara mau membuatkan robot untuk membantu saya jualan, tapi saya bertanya kepada dia, memangnya kamu bisa? Nanti gimana caranya? Dia meyakinkan saya bahwa nanti telur bisa dituangkan otomatis," ungkap Prapti kepada SuaraJogja.id di halaman SDN Karangdalem, Purworejo, Selasa (18/2/2020).
Prapti mengaku memiliki gangguan mata yang menyebabkan ia sulit melihat, sehingga saat menuangkan olahan telur ke dalam loyang berisi minyak panas, ia harus mendekatkan kepalanya untuk bisa melihat dengan jelas.
![Praptining Utami, ibu dari pembuat robot penuang telur alias egg filling robot, Agung Budi Wibowo, diwawancarai di SD Karang Dalem, Purworejo, Selasa (18/2/2020).(Suara.com/Muhammad Ilham Baktora)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/02/18/12889-praptining-utami-ibu-egg-filling-robot-agung-budi-wibowo-di-purworejo-suaracombaktora.jpg)
"Saya harus mendekatkan kepala saya ke loyang, karena tidak kelihatan. Nah, setelah dibuatkan alat tersebut, saya cukup mudah berjualan dan keraguan saya berhasil dijawab oleh Agung," terang dia.
Baca Juga:Dunia yang Hancur, Titik Temu Nasib Anak Korban Bom Bali dan Putra Eks ISIS
Pihaknya menjelaskan, dengan adanya egg filling robot, penghasilannya makin bertambah. Awalnya Prapti hanya mengantongi ozset Rp 40-50 ribu per hari. Setelah adanya robot itu, ibu dua anak ini bisa mengantongi Rp60-70 per hari.
"Sebelum ada alat itu kan kerjanya saya lama. Apalagi harus melihat dekat ke loyang untuk memastikan telur masuk ke dalam loyang. Karena ada alat itu, kerja saya jadi lebih cepat. Dia [egg filling robot] otomatis menuang telur ke dalam loyang, lalu saya tunggu hingga matang," ungkapnya.
Salah seorang anak di SDN Karangdalem, Gita Dini Hapsari (10), mengaku senang melihat alat tersebut. Ia, yang biasa membeli telur dadar satu kali, saat ini bisa sampai dua kali.
"Rasanya enak, selain itu mbahnya [Prapti] jualan juga beda, ada robotnya. Jadi beli sambil coba robotnya," jelas Dini.
Berbeda dari Dini, siswa SDN Karangdalem lainnya, Muhammad Nabil Diaz Wicaksono (10), mengaku hanya tertarik dengan robot penuang telur milik Prapti.
Baca Juga:Nggak Nyambung! Ditanya Panas Aremania-Bonek, Khofifah Ungkit Setan Merah
"Kalau ke sini sering nyoba robotnya, keren juga melihatnya, tapi pas mau nyoba, telurnya saya beli juga," terang dia.
- 1
- 2