SuaraJogja.id - Insiden susur sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi nyatanya tak hanya meninggalkan trauma bagi para siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut, tetapi juga bagi keluarga guru yang ditetapkan sebagai tersangka.
Hal ini seperti yang dialami keluarga Isfan Yoppi Andrian. Guru olahraga yang ketika kejadian bertugas sebagai pembina Pramuka SMPN 1 Turi tak luput dari goncangan psikologis.
Selain terpukul lantaran Yoppi akhirnya jadi tersangka dan ditahan, guncangan tersebut juga tak lepas dari teror dan hujatan di sosial media.
Dilansir dari harianjogja.com, rumah Yoppi yang terletak di kawasan Caturharjo, Sleman tampak sepi dan pagarnya dalam kondisi tergembok dari dalam.
Baca Juga:Nasib Kepsek SMPN 1 Turi? Polres Sleman: Siapa Berbuat, Bertanggung Jawab!
Dari keterangan kakak iparnya Ria Asti Nugroho, yang tinggal tak jauh dari rumah Yoppi menyebutkan bahwa istri dan anaknya sudah tak terlihat di rumah selama lima hari terakhir. Sosok R dan kedua putrinya diketahui mengurung diri di dalam rumah ketika insiden susur sungai Sempor ramai diberitakan. Mereka kemudian dikabarkan saat ini tengah mengungsi.
"Ini karena trauma berat yang dialami R dan anaknya," terang.
Ia menyebut sejak ramai insiden susur sungai yang menewaskan siswa SMPN 1 Turi, akun media sosial Yoppi dan istrinya menjadi serangan caci maki netizen. Banyak di antaranya yang mengumpat hingga meneror di kolom komentar akun medsos mereka.
Tak sampai di situ, foto dan kontak telpon milik Yoppi disebarluaskan dan dituduh sebagai buronan. Tak sedikit yang mengecapnya sebagai pembunuh.
"Dampak teror tersebut membuat istri dan anak-anak Yoppi mengalami trauma berat. Istrinya sampai tak doyan makan hingga anak-anaknya tak terurus. Kami keluarga besar yang kemudian berusaha menenangkan dan mengurus kebutuhan mereka," ungkapnya.
Baca Juga:Gelar Perkara Tiga Tersangka Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi Sleman
Yoppi yang sebelumnya punya riwayat mengajar di Melawi, Kalimantan Barat selama lima tahun di mata Ria merupakan sosok yang supel dan bertanggung jawab.
Bahkan saat terjadi insiden susur sungai Sempor Jumat pekan lalu, Yoppi juga sempat membantu evakuasi.
Senada dengan Ria, Agus Riyanto kerabat Yoppi juga menegaskan saat siswa SMPN 1 Turi hanyut, kerabatnya tersebut memang tidak ada di lokasi. Tetapi ia kembali ke sungai dan ikut membantu evakuasi begitu mengetahui kejadian memilukan tersebut.
"Dia itu bukannya melarikan diri, justru malah ikut kembali ke sungai membantu evakuasi juga. Ada enam siswa yang berhasil diselamatkannya," tambahnya.
Ia berharap warga masyarakat tidak main hakim sendiri dengan mencaci hingga meneror keluarga Yoppi. Saat ini proses hukum sudah berjalan, ia meminta semuanya bisa ikut menghormati.
"Biarlah proses hukum ini yang berjalan tetapi jangan serang anak istrinya, kasihan mereka," tukasnya.