Menurutnya, antrean tersebut disebabkan karena kondisi jalur di TPST Piyungan cenderung becek akibat hujan yang terus terjadi beberapa hari terakhir.
"Jika para sopir Armada pengangkut sampah tersebut nekat masuk, maka dikhawatirkan akan terperosok. Jadi, tidak karena minimnya excavator yang beroperasi," ujarnya.
Maryanto, salah seorang warga padukuhan Banyakan mengungkapkan kondisi sampah di TPST memang cukup overload.
Kondisi ini diperparah dengan minimnya dermaga pembuangan sampah di TPST. Saat ini, dermaga yang difungsikan untuk membuang sampah dari truk hanya satu.
Baca Juga:Komisi X Ingin Nasib Pesepak Bola di Indonesia Menjadi Jelas Sebelum Puasa
"Yang membahayakan itu dermaganya hanya satu sehingga antrean ternyata cukup panjang. Itu juga karena alat beratnya pun hanya satu yang beroperasi sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuang sampah cukup lama," ujar Maryanto.
Sementara, Kepala Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan, Fauzan Umar membenarkan jika pihaknya untuk menutup operasional tempat pembuangan sampah terbesar di DIY tersebut selama 3 hari.
Namun, terkait alasan penutupan operasional TPST, ia belum memberi jawaban dengan dalih harus menyelesaikan revisi DPA terlebih dahulu. Ia berjanji akan menjelaskan alasan penutupan tersebut di waktu yang akan datang.
"Saya mohon waktu Sebentar lagi. Gimana? Saya ditunggu sore ini harus jadi revisi DPA,"ujar Fauzan, Rabu (7/4/2020) melalui nomor pribadinya.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:INFOGRAFIS: Tips Menjaga dan Meningkatkan Imunitas Tubuh Saat Di Rumah Aja