Sejauh ini, tindakan yang diambil Wahyudi yakni membatasi akses keluar masuk disekitar kediaman warga tersebut untuk mengurangi kontak. Ia hanya mengubah akses kampung menjadi satu jalur saja.
Meskipun beberapa warga sudah mengajukan kompensasi karena harus tetap berangkat bekerja. Warga dengan dispensasi diperkenankan keluar masuk, dengan syarat menunjukkan hasil monitoring harian dengan status sehat. Screening juga dilakukan di pos penjagaan sebelum masuk wilayah kampung.
"Potensi penyebarannya jadi semakin tidak jelas. Itu terkadang berada satu lokasi dengan anak kecil ataupun lansia yang memiliki resiko lebih tinggi," kata Wahyudi.
Ia khawatir jika warga tidak mematuhi himbauan untuk tetap berada di rumah dan melakukan physical distancing dapat tertular dari transmisi lokal yang tidak disadari.
Baca Juga:Dampak Wabah Corona, Pendapatan Nelayan Menurun Drastis
Dengan adanya hasil rapidtest tersebut, Wahyudi menyampaikan kemungkinan melakukan penyempitan karantina wilayah. Warga setempat merasa kesulitan dengan diberlakukan karantina wilayah.
"Imbauan di rumah saja menjadi momen langka berkumpulnya orangtua, anak dan nenek kakek selama empat belas hari tanpa pergi kemanapun," ujar Wahyudi.
Selama satu pekan masa karantina, Pemerintah Desa Panggungharjo sudah mengirimkan 300 paket sembako pada 220 Kepala Keluarga yang dikarantina.
Termasuk kepada warga pendatang yang tinggal di dalam kost, maupun warga negara asing (WNA) yang tinggal di kawasan tersebut.
"Jadi dalam situasi darurat ini, yang domisili menjadi tanggungjawab pemerintah setempat," kata Wahyudi.
Baca Juga:Tujuh Fakta Perayaan Hari Paskah, Salah Satunya Makam Yesus Sesungguhnya
Saat ini, kondisi wilayah yang dikarantina relatif sepi. Namun, salat berjamaah masih tetap dilakukan seperti biasa. Meski begitu, Wahyudi menjelaskan kegiatan tersebut sudah dihimbau agar dilaksanakan dalam waktu singkat, dengan tetap menjaga jarak dan rutin dilakukan disinfektasi.
- 1
- 2