Kembangkan Bilik Swab Corona, Dosen UGM Harap Segera Diproduksi Massal

"Tenaga kesehatan tidak perlu pakai APD hanya cukup menggunakan masker sehingga nyaman tidak terbebani dengan hazmat yang berat dan panas," kata Jaka.

M Nurhadi
Minggu, 19 April 2020 | 08:30 WIB
Kembangkan Bilik Swab Corona, Dosen UGM Harap Segera Diproduksi Massal
Tenaga medis melakukan uji swab pasien menggunakan bilik swab "Swab Cabinet BCL-UGM" buatan Dosen UGM. (Humas UGM)

SuaraJogja.id - Dosen Departemen Mikrobiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Jaka Widada berharap, bilik swab yang ia kembangkan mampu diproduksi dan segera didistribusikan secara massal di tengah keterbatasan alat pelindung diri (APD) tenaga medis.

"Satu unit sudah jadi dan ini sedang menyelesaikan 10 unit. Targetnya akhir minggu depan sudah bisa didistribusikan ke rumah sakit rujukan yang telah terdaftar," kata Jaka Widada kepada Antara, Sabtu (18/4/2020).

Ia berharap, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional ikut terlibat untuk memproduksi bilik swab secara massal. Hingga kini, sumber dana pembuatan bilik swab yang diberi nama resmi "Swab Cabinet BCL-UGM" ini hanya mengandalkan sumbangan para donatur.

"Saya kira (keterlibatan gugus tugas) perlu. Kalau yang kami buat saat ini hanya mengandalkan 'dana umat' dari para donatur yang baik hati," ujarnya.

Baca Juga:Sembuh dari Corona, Ibu 3 Anak di Sawah Besar Disambut Sorak Sorai Warga

Jaka mengatakan, inisiatif pengembangan bilik swab berawal dari keprihatinannya terhadap ketersediaan alat pelindung diri (APD) tenaga medis yang terbatas.

Bilik tersebut memiliki dimensi berukuran 90x90×200 cm dengan tinggi 2 meter. Lapisan bilik terbuat dari bahan aluminium panel komposit (APC) dengan ketebalan sekitar 3 mm. Selain itu, pada bagian atas bilik terpasang blower dan hepa lter untuk mengembuskan udara bersih ke dalam bilik.

Pintu pada bagian belakang dan bagian depan menggunakan kaca dengan tebal 6 mm. Pintu ini dilengkapi dua lubang yang dipasang dua sarung tangan panjang permanen berbahan latex untuk memeriksa pasien. Saat digunakan, sarung tangan permanen masih dirangkapi dengan sarung tangan medis steril yang sekali pakai.

"Dengan demikian orang yang diperiksa maupun medis juga terlindungi, aman dari penularan," kata Jaka.

Bilik yang dibuat dengan bahan berstandar medis itu juga dilengkapi amplier dengan speaker sebagai sarana komunikasi dengan pasien. Jaka mengharapkan, biliknya tersebut bisa jadi solusi alternatif bagi petugas kesehatan saat mengambil swab pasien.

Baca Juga:Gaya Unik Lelaki Ini Menghibur Tetangganya di Tengah Pandemi Covid-19

"Tenaga kesehatan tidak perlu pakai APD hanya cukup menggunakan masker sehingga nyaman tidak terbebani dengan hazmat yang berat dan panas," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini