SuaraJogja.id - Memasuki bulan Ramadan 1441 Hijriyah, Masjid Agung Kulon Progo tetap menggelar salat tarawih berjemaah, tetapi hanya membatasi untuk warga sekitar saja. Pembatasan ini ditetapkan karena melihat kondisi pandemi corona yang masih belum mereda hingga saat ini.
Takmir Bagian Seksi Keamanan Masjid Agung Kulon Progo Muhammad Irsyad menuturkan bahwa salat tarawih masih tetap diselenggarakan, tetapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Selain membatasi jemaah yang datang, waktu tarawih pun ikut diberi pembatasan.
"Jadi sekarang sehabis salat Isya, langsung dilanjutkan salat tarawih tanpa ada kultum, jadi kita mempercepat waktunya. Setelah selesai langsung dibubarkan," ujar Irsyad saat ditemui SuaraJogja.id di Masjid Agung Kulon Progo, Jumat (24/4/2020).
Jika ada pendatang dari luar, mereka akan ditolak secara halus atau dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan. Pihaknya juga berencana untuk menutup semua pintu utama dan membuka pintu kecil yang berada di samping untuk warga saja.
Baca Juga:Minimarket Ini Terapkan Physical Distancing Unik, Warganet: Ribet Banget
Ia menuturkan, terkait salat Jumat hari sebelumnya, memang pihaknya sudah mendapat imbauan dari bupati. Namun, untuk tarawih ini, kata dia, belum ada imbuan dari pemerintah. Di samping itu, pengadaan tarawih ini dilakukan atas dorongan dari masyarakat sekitar.
"Memang masyarakat sekitar masjid ini tetap mengharapkan adanya tarawih di Masjid Agung, tetapi hanya untuk warga saja. Kami dari takmir menerima usulan itu, tapi dengan syarat hanya untuk lingkungan sekitar masjid agung dan jemaah tetap," ucapnya.
"Teknisnya, nanti akan ada tiga orang yang bertugas berjaga di pintu masuk. Sebenarnya masih ada pintu samping yang hanya dibuka untuk kepulangan haji, pintu itu akan dibuka jika memang kondisinya memungkinkan. Jadi memang yang tahu pintu itu hanya orang sekitar saja," imbuh Irsyad.
Imbauan dari pihak Masjid Agung pun sudah dipasang di depan masjid kepada pemudik untuk langsung menuju lokasi tujuan. Beberapa pemudik juga sudah ada yang ditemui dan disarankan untuk melanjutkan perjalanan. Hal itu masih akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Namun, untuk mengantisipasi kedatangan musafir yang mungkin hanya singgah untuk salat atau berbuka puasa, pihaknya sudah membuat rencana untuk menyediakan takjil alakadarnya. Rencana itu masih akan dirapatkan lagi oleh pengurus masjid.
Baca Juga:Puan Maharani : DPR Tetap Bekerja di Tengah Pandemi Covid-19
"Masjid ini milik pemerintah daerah, kami hanya pengelola masjid ini, istilahnya takmir harian. Jadi untuk wewenang menutup atau membuka itu adalah dari pemda," jelasnya.
Pihaknya mengaku sudah menyiapkan berbagai agenda kegiatan selama bulan Ramadan, seperti pengajian anak, pengajian bapak ibu, tadarus, hingga buka bersama. Bahkan pihak masjid sudah menyusun jadwal ustaz yang berasal dari berbagai daerah untuk mengisi ceramah. Namun, semua itu terpaksa dibatalkan karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Hanya imam dan takmir Masjid Agung saja yang akan bertugas selama Ramadan tahun ini. Acara lain seperti pengajian-pengajian dan kajian yang dulu diadakan setiap Minggu dan Senin juga ditiadakan untuk tahun ini.
"Ya meskipun kecewa, tapi harus taat, semua sudah ada yang mengatur, kami harus menaatinya," tegasnya.
Ketua Umum I Masjid Jami' Syirwan Rosyid menjelaskan hal serupa. Bahkan di Masjid Jami' sendiri tidak diadakan salat tarawih untuk Ramadan tahun ini. Pihaknya mengungkapkan, hanya akan ada salat lima waktu seperti biasa.
Syirwan memberikan pengertian kepada semua jemaah masjid dalam menjalankan ibadah Ramadan, khususnya salat tarawih dilakukan secara individual atau berjemaah bersama keluarga inti di rumah.
Selain itu, buka puasa bersama dan acara keagaaman lain yang bisanya dilakukan selama Ramadan di Masjid Jami' ikut ditiadakan.
"Tilawah atau tadarus Al-Qur'an dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur'an," kata Syirwan.