Pulang dari Magetan, Seorang Santri Terpaksa Diisolasi di RSUD Wates

setidaknya ada 13 santri pondok pesantren Magetan asal Kulonprogo yang masuk dalam pemantauan.

Galih Priatmojo
Senin, 27 April 2020 | 12:01 WIB
Pulang dari Magetan, Seorang Santri Terpaksa Diisolasi di RSUD Wates
(rsud.kulonprogokab.go.id)

SuaraJogja.id - Seorang santri yang baru pulang dari pondok pesantren di wilayah Magetan terpaksa diisolasi ke RSUD Wates. Santri asal Kepanewon Lendah tersebut terpaksa dilakukan isolasi menyusul hasil rapid test yang menunjukan reaktif.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan, Sri Budi Utami mengatakan setelah kepulangannya dari Magetan, santri tersebut segera menjalani rapid test oleh petugas medis Puskesmas Lendah II. Dikutip dari harianjogja, Budi menjelaskan setelah rapid test menunjukkan hasil reaktif, santri tersebut segera dirujuk ke RSUD Wates.

"Kondisi sehat, tidak ada gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan maupun gejala lainnya," jelasnya. 

Menurut penjelasan Budi, setidaknya ada 13 santri pondok pesantren Magetan asal Kulonprogo yang masuk dalam pemantauan.

Baca Juga:Rawan Bencana, 4 Rumah di Kulonprogo Terancam Kena Longsor

"Beberapa sudah kami tes, sisanya masih dalam penjadwalan ," ucapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kulonprogo, Baning Rahayujati mengatakan tengah melakukan pelacakan orang yang kontak erat dengan santri. Keluarga inti yang kontak langsung dengan santri masih menjalani karantina mandiri.

Baning mengatakan tindakan rapid test kepada keluarga santri masih menunggu hasil tes swab. Rapid test kepada keluarga santri baru dilakukan bila dari hasil tes swab santri dinyatakan positif. Hal itu dilakukan karena jumlah rapid test yang terbatas dan menghindari hasil negatif (non-reaktif) palsu.

"Karena rapid yang dilihat antibody bukan antigen jadi perlu waktu untuk terbentuknya antibody agar tidak negatif palsu," jelasnya.

Lebih jauh, Baning menjelaskan rapid antibody untuk Covid-19 akan terbentuk bila ada virus masuk ke tubuh (meskipun tanpa gejala). Namun Baning menjelaskan pembentukannya memerlukan waktu lebih dari tiga hari untuk dapat dideteksi oleh rapid test. Meski begitu tiap orang memiliki masa pembentukan antibody yang berbeda.

Baca Juga:Aksi Pamer Alat Vital di Kulonprogo Viral, Polsek Kokap Buru Pelaku

"Maka dari itu rapid test tidak langsung digunakan untuk pendatang agar tidak terjadi hasil negatif palsu, pun bila hasilnya negatif harus diulang dengan jarak minimal 10 hari sejak tes pertama," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak