"Bocah ini memang sempat nangis menolak relawan kami. Ada empat relawan, Triawan Hahan, Danang dan Saiful yang merayu, tapi nangis ketakutan dengan pakaian APD, padahal orangtuanya juga ikut," ucap Iswandoyo.
Agar bersedia, para relawan ini lantas berinisiatif membelikan dua macam mainan yaitu mobil-mobilan untuk diberikan ke anak tersebut. Setelah membujuknya bersama dengan kedua orangtuanya, akhirnya FH berhasil diantar ke RSUD Wonosari untuk diambil uji swabnya oleh pihak rumah sakit.
Ia mengaku, para relawan PMI kini hidup cukup minim. Untuk keperluan logistik, setiap harinya relawan hanya mengandalkan para donatur untuk makan. Pasalnya dana operasional sudah habis mengingat bulan dana tahun ini dimulai Maret kemarin belum masuk, sementara bulan dana tahun sebelumnya sudah habis.
"Untungnya tidak sedikit bantuan sembako yang masuk. Bantuan sendiri berupa sembako yang setiap harinya juga dimasak para relawan di dapur umum PMI," tambahnya.
Baca Juga:Tembak Kadus di Gunungkidul, Pelaku Ngaku Dapat Bisikan Gaib
Di tengah tenaga yang dikuras lantaran harus merangkap menjadi penjemput dan melayani jenazah yang hendak dimakamkan dengan standar penanganan Covid19. Kini hampir setiap hari ada kiriman jenazah dari luar daerah yang harus dimakamkan sesuai dengan Protap Covid19.
"Dimana para relawan harus selalu siap untuk menjalankan tugas. Beruntung ada salah satu perawat RS swasta yang setiap hari mengecek kondisi kami," tutup dia.
Kontributor : Julianto