Kekerasan Seksual UII Disoroti Media Asing, IM Juga Dilaporkan di Melbourne

Pada media Australia, Ibrahim mengatakan bahwa tuduhan pelecehan seksual baik di Indonesia maupun Australia ini telah merusak reputasinya.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 12 Mei 2020 | 03:40 WIB
Kekerasan Seksual UII Disoroti Media Asing, IM Juga Dilaporkan di Melbourne
[Ilustrasi] Masyarakat dari berbagai aliansi melakukan aksi damai bertajuk stop kekerasan seksual di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Sabtu (8/12). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]

Satu dari dua korban Ibrahim itu mengatakan sudah melaporkan dugaan aksi pelecehan seksual Ibrahim ke Safer Community Program di universitas dan kini sedang dalam proses mengajukan laporan resmi. Pihak universitas sendiri membenarkan bahwa dua alumninya telah menghubungi universitas untuk melaporkan dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa yang masih aktif.

"Kedua alumni itu sudah diberi pendampingan, dan universitas meyakinkan bahwa informasi tambahan dari mereka akan diselidiki," kata perwakilan University of Melbourne. "Universitas juga telah menghubungi mahasiswa laki-laki itu dan menawarkan pendampingan serta bantuan."

Sementara itu, juru bicara DFAT, yang memberikan beasiswa pada Ibrahim, juga mengatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui tentang adanya dugaan pelecehan seksual penerima beasiswanya. Berdasarkan penuturannya yang dilaporkan ABC News, proses investigasi tengah berjalan di bawah kendali universitas tempat Ibrahim belajar.

Sejauh ini, DFAT mengatakan belum bisa memberikan tanggapan lebih jauh sampai University of Melbourne selesai melakukan penyelidikan.

Baca Juga:Mau Jadi Petinju Profesional? Ini 3 Syarat yang Harus Dipenuhi

Ibrahim membantah semua tuduhan pelecehan seksual

Kendati sudah ada 30 perempuan yang melaporkannya pada LBH Yogyakarta hingga pihak kampus melakukan penyelidikan, Ibrahim membantah segala tuduhan terhadapnya tentang pelecehan seksual. Salah satu pernyataan bantahannya ia unggah di akun Instagram @_ibrahimmalik_ pada Sabtu (2/5/2020) lalu, di mana ia menyebut dirinya mendapat "serangan fajar pembunuhan karakter".

Pernyataan yang tak jauh beda juga ia sampaikan dalam wawancara dengan ABC News. Ibrahim mengatakan bahwa tuduhan pelecehan seksual baik di Indonesia maupun Australia ini telah merusak reputasinya dan menyebabkan jadwalnya untuk datang sebagai pembicara di kegiatan keagamaan selama bulan Ramadan dibatalkan.

Surat klarifikasi pelaku dugaan pelecehan seksual UII. (Instagram)
Surat klarifikasi pelaku dugaan pelecehan seksual UII. (Instagram)

"Saya tidak merasa melakukannya dan saya tidak pernah melakukannya," ujar Ibrahim, menjawab pertanyaan tentang dugaan bahwa ia pernah melecehkan perempuan lewat telepon dan pesan tertulis.

Terkait laporan sejumlah penyintas yang menceritakan bahwa selama kuliah di UII Ibrahim pernah melakukan aksi pelecehan seksual, dengan modus menjual buku, hingga menyentuh mahasiswi yang membeli bukunya dan mencoba memeluk dari belakang saat di kosnya, Ibrahim juga mengelak.

Baca Juga:Baku Hantam Tentara di Perbatasan: India Konfirmasi, China Bantah

"Nah kalau itu perlu ada bukti. Saya tidak tahu seperti apa kasusnya," kata dia. "Sikap saya masih sama. Saya tidak bersalah seperti yang dituduhkan. Mereka hanya menduga-duga, tetapi mereka tidak punya bukti jelas, dan saya tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan klarifikasi."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini