"Karena lokasi dekat dengan jalan raya, tak jarang pengendara menepi untuk beribadah. Jadi kami mempersilakan juga bagi musafir yang ingin beristirahat," katanya.
Ketua Takmir Masjid An Nurumi Hari Supono menerangkan bahwa masjid ini merupakan milik perseorangan. Orang tersebut bernama Ratna Juwita Umi Asih Rejeki, tetapi lebih dikenal sebagai Umi Nursalim.

"Masjid ini diurus oleh perseorangan. Dia juga membuka PAUD yang berada di belakang masjid. Pembangunan masjid dilakukan tahun 2005 dan diresmikan tahun 2007 oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X," katanya.
Masjid yang memiliki menara unik berwarna-warni itu disebut-sebut mirip dengan bangunan seperti di Moskow, Rusia, yakni Benteng Kremlin, sehingga banyak yang menyebutnya sebagai Masjid Kremlin.
Baca Juga:Dampak Corona: 36 Juta Pengangguran di AS Harapkan Bantuan Pemerintah
"Awalnya memang Ibu Umi tengah berjalan-jalan ke Rusia dan takjub dengan salah satu bangunan di sana. Akhirnya dia mendokumentasikan bentuk bangunan. Karena di tanah air ia bertekad membuat masjid, akhirnya ia padukan dengan bangunan yang pernah dia lihat di Rusia," katanya.
Masjid yang memiliki sembilan menara berwarna-warni itu juga mengandung filosofi. Hari menerangkan bahwa sembilan menara merepresentasikan Wali Songo.
"Jadi ada sembilan menara di mana dalam kepercayaan di Jawa ada Wali Songo yang membawa agama Islam di Jawa. Selain itu delapan menara dibuat melingkar dan terdapat satu menara paling besar berada di tengah. Artinya ada satu tujuan yang ingin dibawa dari masjid ini menuju Allah Ta'ala," jelas dia.