Pedagang Pasar di Sleman Bakal Ikut Rapid Test, Gugus Tugas Tegaskan Gratis

"Jika ada yang memungut biaya, itu ilegal dan mohon laporkan," tegas Shavitri.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 03 Juni 2020 | 14:20 WIB
Pedagang Pasar di Sleman Bakal Ikut Rapid Test, Gugus Tugas Tegaskan Gratis
[Ilustrasi] Seorang pedagang Pasar Wates Kulon Progo tengah mengikuti rapid test di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, Rabu (20/5/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Kegiatan rapid test atau tes cepat untuk mencegah penularan virus corona akan dilaksanakan di Kabupaten Sleman dengan menyasar para pedagang pasar tradisional. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sleman pun menegaskan bahwa rapid test pada 9 Juni 2020 mendatang itu gratis, tidak dipungut biaya sama sekali.

"Tes cepat secara untuk pedagang pasar tradisional tidak dipungut biaya, gratis. Jadi jika ada yang memungut biaya, itu ilegal dan mohon laporkan," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman Shavitri Nurmaladewi di Sleman, Rabu (3/6/2020).

Menurut dia, memang tidak semua pedagang pasar akan dilakukan tes cepat, namun masing-masing pasar hanya diambil 50 pedagang saja.

"Penentuan 50 pedagang ini dengan beberapa kriteria, di antaranya pedagang yang dinilai paling rawan karena lapaknya ramai dikunjungi," katanya.

Baca Juga:Gegara Satu Keluarga Terinfeksi Corona, Pasar di Banjarbaru Utara Ditutup

Ia mengatakan, tes cepat akan dilakukan kepada para pedagang di 14 pasar tradisional di Sleman, atau bertambah dua pasar dari sebelumnya hanya 10 pasar tradisional.

Sedangkan 14 pasar tradisional tersebut meliputi Pasar Prambanan, Condongcatur, Gamping, Godean, Sleman 1, Jangkang, Ngino, Cebongan, Colombo, Stan Maguwoharjo, Tempel, Gentan, Nologaten dan Pasar Rejondani.

Shavitri mengatakan, penentuan pasar tradisional untuk dilakukan tes cepat tersebut didasari pertimbangan-pertimbangan seperti lokasi pasar tersebut berada di wilayah kecamatan yang memiliki pasien positif COVID-19, serta aktivitas dan operasional pasar dinilai tinggi sehingga mengundang kerumunan pembeli.

"Tes cepat ini dilakukan untuk mencegah munculnya klaster baru dari pasar. Meskipun selama ini kami sudah gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pedagang pasar tradisional untuk mengikuti protokol kesehatan COVID-19," katanya, dikutip dari ANTARA.

Ia mengatakan, prioritas pedagang yang dilakukan tes cepat adalah mereka yang banyak dikunjungi pembeli dan pedagang yang selama ini tidak mengindahkan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker dan jaga jarak.

Baca Juga:Putra Lilian Thuram Punya Nama Panggilan Tikus, Ternyata Ini Artinya

"Kami sudah mengamati dan memetakan kondisi masing-masing pasar tradisional termasuk para pedagang," katanya.

Shavitri mengatakan, pelaksanaan tes cepat tersebut dilakukan di pasar atau di puskesmas terdekat dengan pasar tradisional.

"Tidak semua pasar tradisional memiliki tempat yang representatif untuk melakukan tes cepat. Petugas harus menggunakan APD dan ini membutuhkan ruang yang representatif," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak