Masjid Gedhe Kauman Belum Dibuka untuk Salat Jumat, Ini Alasan Takmir

Masjid Gedhe Kauman masih menunggu rekomendasi untuk dibuka lagi.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 05 Juni 2020 | 14:26 WIB
Masjid Gedhe Kauman Belum Dibuka untuk Salat Jumat, Ini Alasan Takmir
Masjid Gedhe Kauman Keraton Yogyakarta - (SUARA/Eleonora PEW)

SuaraJogja.id - Hari Jumat pekan ini menjadi edisi perdana sejumlah tempat ibadah dibuka lagi untuk umum, termasuk di antaranya masjid. Meski begitu masih ada beberapa masjid terutama di kawasan Jogja yang masih urung membuka sepenuhnya kegiatan masjid terutama untuk kegiatan ibadah salat Jumat. Ini seperti kebijakan yang diambil di Masjid Gedhe Kauman.

Kepada SuaraJogja.id, Ketua Takmis Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Azman Latif mengaku hingga hari ini pihaknya belum membuka kembali kegiatan di masjid setempat. Pihaknya masih mempersiapkan protokol keamanan masjid dan saat ini telah melayangkan surat izin kepada gugus tugas penanganan covid-19 Provinsi.

"Hari ini masjid belum aktif seperti biasanya karena masih menunggu izin dari gugus tugas. Tapi persiapan untuk ibadah di masjid sudah kami lengkapi, seperti pemberian jarak shaf jamaah, wastafel untuk mencuci tangan dan kelengkapan lainnya," kata dia, Jumat (5/6/2020).

Meski belum dibuka kembali, Azman menuturkan wacana adanya sholat Jumat yang dilakukan dengan dua gelombang selama New Normal tidak masalah mengingat situasi darurat yang sekarang.

Baca Juga:Refleksi Gempa Jogja 2006, Pakar UGM Ungkap Pentingnya Bangunan Tahan Gempa

"Karena pandemi dan situasinya masih mengkhawatirkan, sholat Jumat berjamaah dengan dua gelombang tidak masalah. Namun kami akan melihat kapasitas dan keadaan jamaah ke dahulu. Untuk pekan ini masjid Gedhe Kauman masih ditutup," jelasnya.

Sementara, menanggapi format sholat Jumat yang dilakukan dengan dua gelombang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) DI Yogyakarta sepakat bisa dilakukan dengan alasan keadaan darurat.

"Menanggapi situasi yang terjadi saat ini karena darurat, ya boleh-boleh saja. Tidak ada hadist yang membahas terkait hal itu," terang Ketua MUI DIY, KH Toha Abdurrahman.

Ia menjelaskan sholat Jumat dua gelombang dilakukan dengan dipimpin satu imam dan jamaah ketika selesai, bergantian dengan imam lainnya.

"Dua gelombang itu dilakukan secara bergantian. Pertama satu imam dan beberapa jamaah. Ketika selesai dilakukan oleh gelombang yang kedua dengan imam yang berbeda," katanya.

Baca Juga:Pasar Belum Pulih, Pedagang di Jogja Dapat Keringanan Retribusi Sampai Juni

Ia melanjutkan karena darurat dan berpotensi terjadi penularan virus karena berkerumun, masyarakat dapat memilih melaksanakan sholat Jumat berjamaah atau sholat Dzuhur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini