Tekan Keuntungan, Cara Pengusaha Restoran Bantul Bertahan di Tengah Pandemi

Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, Hendra mengaku pengeluaran perusahaan menjadi lebih besar.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Sabtu, 06 Juni 2020 | 17:30 WIB
Tekan Keuntungan, Cara Pengusaha Restoran Bantul Bertahan di Tengah Pandemi
Operating Manager Radja Resto And Meeting Room Yohanes Hendra - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

SuaraJogja.id - Virus corona mulai merebak di tanah air sejak bulan Maret lalu. Peristiwa tersebut langsung memberikan dampak dalam berbagai sektor. Karakteristik virus yang sangat rentan terhadap mobilitas masyarakat mengakibatkan berbagai aktivitas masyarakat terhambat.

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang mati suri selama pandemi. Berbagai objek wisata di Kabupaten Bantul sudah tiga bulan tidak beroperasi. Demikian juga dengan restoran dan hotel yang menunjang sektor pariwisata.

Operating Manager Radja Resto and Meeting Room Yohanes Hendra menyebutkan, selama tiga bulan kemarin pihaknya terpaksa menutup restoran. Ia menilai, jika pihaknya tetap beroperasi, kemungkinan akan merugi. Sebab, operasional tetap berjalan, tetapi tidak ada pemasukan.

Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, Hendra mengaku melakukan persiapan untuk menyambut kenormalan baru alias new normal. Ia bekerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk dapat mewujudkan pelayanan restoran senormal mungkin. Adanya SOP dari PHRI membuat pihaknya merasa lebih siap menghadapi kenormalan baru.

Baca Juga:Ganti Tombol Lift dengan Pedal Kaki, Begini Persiapan SCH Sambut New Normal

"Kami baru buka di awal Juni kemarin, karena kalau kita buka semasa pandemi atau tanggap darurat kemarin, kami sebagai pelaku usaha sama saja bunuh diri," kata Hendra, ditemui SuaraJogja.id di restorannya, Sabtu (6/6/2020).

Selama tiga bulan sebelumnya, Hendra memutuskan untuk menutup restorannya. Dalam kurun waktu tersebut, karyawan Radja Resto and Meeting Room dirumahkan tanpa gaji.

Sejak restoran dibuka kembali, Hendra masih membatasi pengunjung yang datang dan menerapkan jaga jarak. Selain itu, jam buka resto juga dikurangi. Pegawai yang datang juga diatur dalam beberapa shift.

Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, Hendra mengaku pengeluaran perusahaan menjadi lebih besar. Pembatasan pengunjung juga turut mengurangi pendapatan restoran. Ia menyebutkan, untuk saat ini pihaknya fokus untuk bertahan di tengah pandemi dan menekan keuntungan.

Saat ini Hendra mengaku mempertahankan penjualan dengan harga tetap, tetapi meningkatkan promosi di media sosial. Ia juga mulai mempromosikan layanan pesan antar, untuk mengurangi kerumunan di restoran.

Baca Juga:Pelihara Hewan Buas Di Rumah, Sepupu Raffi Ahmad Keluarkan Uang Rp 50 Juta

"Untuk sementara saat ini, kami kembalikan kepada kru. Kami belum bisa menggaji seperti ekspektasi yang lalu, tapi kami berikan edukasi bahwa kita bertahan saja dulu itu sudah bagus daripada kita mem-PHK karyawan," imbuhnya.

Alih-alih mem-PHK karyawannya, Hendra memilih memangkas gaji karyawan. Ia menyampaikan kepada karyawan bahwa saat ini perusahaan sedang mencoba bertahan di tengah pandemi. Ke depannya, ia akan memperhitungkan lagi untuk memenuhi kebutuhan operasional.

Dengan adanya SOP tersebut, Hendra berharap tidak akan ada tindak penutupan massa yang dilakukan oleh masyarakat serta pengunjung merasa lebih aman dan nyaman karena pihak pengelola sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Ia juga berharap pemerintah dapat memberikan jaminan kepada para calon konsumen bahwa pelaku usaha di bidang pariwisata sudah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga para konsumen tidak perlu takut untuk berkunjung selama tetap menerapkan protokol kesehatan.

Food And Beverages Manager Ros In Hotel Andry Sumarlin - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)
Food And Beverages Manager Ros In Hotel Andry Sumarlin - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

Tidak berbeda dari Hendra, Food And Beverages Manager Hotel Ros In Andry Sumarlin mengatakan, pengunjung di tempatnya berkurang hingga 90%. Sejauh ini Hotel Ros In tetap melakukan pelayanan, tetapi lebih selektif dalam menerima tamu yang akan menginap.

"Karyawan memang tidak semuanya masuk, kita lakukan piket," kata Andry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak