SuaraJogja.id - Kegiatan bersepeda belakangan ramai dimintai di tengah pandemi corona. Kemunculan para pesepeda di jalanan perlahan menjadi pemandangan yang sudah biasa ditemukan setiap hari.
Di balik itu, tampaknya banyak di antara mereka yang merupakan pesepeda baru, atau orang yang ingin menjajal kegiatan bersepeda maupun mendadak menjadikannya hobi. Hal itu terbukti dari viral-nya foto antrean panjang di toko sepeda di Jogja.
Foto unggahan @AZAZasgani ini viral di Twitter setelah akun @merapi_news membagikannya pada Senin (8/6/2020). Terdapat tiga foto di cuitan itu, dengan suasana yang sama, yaitu antrean yang mengular sampai ke jalan.
Pengunggah sendiri tampaknya terkejut dengan kondisi tersebut. Ia tak menyangka banyak warga Jogja yang mendadak ingin membeli sepeda.
Baca Juga:Jangan Nekat! Pemerintah Minta Saudi Tak Keluarkan Visa Ibadah Haji 2020
"Toko sepeda di Jogja ngeri tenan [banget]. Kabeh wong Jogja tuku pit saiki [semua orang Jogja beli sepeda sekarang]," tulisnya.
Foto-foto itu pun mencuri perhatian warganet. Lebih dari 1.400 akun telah me-retweet dan sekitar 2.800 akun menyukai cuitan tersebut.
"Semoga bukan musiman. Ke sekolah, ke kampus, ke kantor, semoga pada pakai sepeda semua," komentar @MuhammadIshaq_.
"BISMILLAH WONG JOGJA SEHAT KABEH [semua]," ungkap @mhavidd_.
"Berarti Covid tak berdampak ekonomi, tep do duwe duit kabeh [tetap pada punya uang semua]," tambah @JogjaReview.
Baca Juga:Menyambut New Normal dan New Norma
Rezeki penjual sepeda
Banyaknya peminat kegiatan bersepeda lantas menjadi ladang rezeki bagi penjual kendaraan yang dijalankan dengan cara dikayuh ini. Salah satunya adalah Giyono, pemilik kios sepeda bekas di Pasar Gabungan Pedagang Sepeda Bekas Yogyakarta (GAPSSTA).
Ia menyebut, beberapa pekan terakhir permintaan akan sepeda makin tinggi. Hal ini tak lain lantaran aktivitas bersepeda tengah naik daun kembali.
Sewaktu awal wabah Covid-19 menyerang, penjualan sepeda sempat menurun. Namun seiring dengan naiknya kembali tren bersepeda, pendapatannya pun mulai kembali seperti semula.
Giyono menjual sepeda bekas dengan harga mulai Rp150 ribu-Rp1,5 juta. Ia mengaku saat ini mendapat lebih banyak pemasukan. Jika dulunya ia membawa pulang hanya Rp150-200 ribu, kali ini bisa lebih banyak.
"Ya mungkin ada dua kali lipatnya. Saya tak hanya menjual sepeda. Jika ada kerusakan sepeda milik pelanggan saya perbaiki juga dengan biaya yang murah. Sehingga mengandalkan dua penghasilan ini," kata dia pada SuaraJogja.id, Senin (8/6/2020).
Sultan geram hingga ancam tutup Malioboro
Meski merupakan kegiatan yang positif dan menyehatkan, tetapi bersepeda juga bisa membahayakan jika penunggangnya mengabaikan protokol kesehatan di masa pandemi corona. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pun sempat dibuat geram oleh beberapa pesepeda yang berkerumun di sekitar kawasan Tugu, Malioboro, Titik Nol Km Jogja, hingga Alun-Alun Utara.
Pasalnya, selama dua hari sejak Sabtu (7/6/2020), sejumlah titik di area tersebut sempat menjadi tongkrongan banyak orang, termasuk pesepeda, yang tidak memakai masker dan tidak menerapkan physical distancing.
"Saya minta kesadaran mereka di Malioboro dan di mana pun berada. Kalau minggu depan ada yang kumpul-kumpul tanpa mematuhi protokol pencegahan Covid–19, akan saya bubarkan karena risiko terlalu besar. Jangan sampai saya close Malioboro atau titik-titik lain yang rawan pengunjung kalau tidak patuh aturan," tegas Sultan usai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD DIY, Senin.