Ketahanan Pangan Kala Pandemi ala Emak-Emak Mrican, Lahan Sempit Bukan Soal

Ibu-ibu ini menghijaukan halaman rumah mereka dengan beraneka ragam sayur-mayur.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 20 Juni 2020 | 13:20 WIB
Ketahanan Pangan Kala Pandemi ala Emak-Emak Mrican, Lahan Sempit Bukan Soal
Sejumlah ibu warga Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman sedang menyiram tanaman sayur-mayur di lahan pekarangan mereka, Sabtu (20/6/2020). - (SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19 dinilai cukup memukul ritme perekonomian keluarga di Indonesia. Sejumlah ibu-ibu di Dusun Mrican, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman punya satu cara untuk menghemat pengeluaran konsumsi rumah tangga, tetapi tetap sehat bagi tubuh.

Sejumlah ibu yang tinggal di wilayah setempat memanfaatkan lahan terbatas di permukiman mereka untuk bertanam sayur.

Seorang warga Mrican, Nurhandayani, mengatakan, menanam sayuran di lahan terbatas menjadi salah satu langkah menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga, sekaligus berfungsi sebagai penghijauan lingkungan.

"Di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, masyarakat bisa memanfaatkan hasil panen sayuran sendiri untuk menghemat pengeluaran keluarga," kata dia, Sabtu (20/6/2020).

Baca Juga:Rayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan Berkebun, Dapatkan Manfaatnya!

Ia menambahkan, walau mereka tinggal di lingkungan yang padat penduduk, para ibu tak lantas menyerah dengan sempitnya lahan. Mereka kemudian menghijaukan halaman rumah dengan beraneka ragam sayur-mayur.

Teringat pepatah "Tidak ada rotan, akar pun jadi," demikian pula yang dilakukan para ibu ini. Sayuran milik mereka ditanam di dalam poly bag dengan metode vertikultur. Minimal, tiap keluarga mempunyai 70 poly bags tanaman sayuran di pekarangan rumah mereka.

"Biasanya kami menanam menggunakan sayuran seperti terong, tomat, cabai, oyong, sawi, bawang merah, kangkung, bayam, dan sayur lainnya," ungkap perempuan yang menjabat sebagai Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Mrican itu.

Selain menanam di rumah masing-masing, mereka juga mengelola lahan kas desa setempat untuk bercocok tanam. Hasil panen sayur-mayur tersebut sebagian untuk anggota KWT, dan selebihnya akan dijual serta dibagi ke warga sekitar.

"Menanam tanaman sayuran sendiri sangat membantu kami di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Warga bisa memasak hasil panen untuk dikonsumsi keluarga," kata dia.

Baca Juga:Cari Tantangan Baru Saat PSBB, Tantri Kotak Coba Berkebun di Rumah

Selain bisa memenuhi kebutuhan pangan, ibu-ibu KWT Srikandi Mrican juga membuat olahan pangan dan dijual kembali. Biasanya para anggota membuat makanan berupa keripik kelapa, peyek, dan lainnya. Selanjutnya, produk makanan tadi dijual secara daring.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak