"Covid-19 ini juga menunjukkan, bahwa kebudayaan yang lahir di desa itu menjadi salah satu penyelamat dalam situasi darurat," ujar Wahyudi.
Ia menyebutkan puncak dari relasi sosial adalah kekeluargaan, sementara puncak dari relasi ekonomi adalah kerjasama. Selama pandemi, setiap orang mengalami keterbatasan dalam sektor ekonomi. Kerjasama antarberbagai kalangan menjadi penyelamat untuk mempertahankan ekonomi masyarakat.
Menurut Wahyudi jika ketangguhan desa diangkat dalam tatanan kehidupan secara nasional akan melahirkan sesuatu yang lebih kontekstual, karena lahir dari alam pikiran masyarakat.
Ia juga menyampaikan ada 18 aspek desa yang akan berubah pascapandemi. Mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, pangan, agama, budaya, tata ruang desa, reformasi birokrasi dan teknilogi informasi.
Baca Juga:Orang Tua Malu, PPDB Kota Jogja Jalur Disabilitas Minim Peminat
Ia berharap adanya kongres ini dapat menghasilkan legitimasi politik untuk menyusun sebuah tatanan New Normal yang bisa dimanfaatkan pemerintah desa dalam menyusun tatanan kehidupan masyarakat setelah pandemi. Beragam aspek kehidupan tersebut akan dibahas dalam serial webinar KKD pada 1-10 Juli 2020.