SuaraJogja.id - Meski data ketersediaan data dikatakan cukup lengkap, Indonesia masih belum memanfaatkan dengan maksimal.
Dapat terlihat selama pandemi virus corona, di mana adanya ketimpangan data terkait penderita Covid-19 hingga tumpang tindihnya data penerima bantuan sosial.
Pakar Migrasi Kependudukan UGM, Sukamdi, melalui Kongres Kebudayaan Desa mengatakan belum maksimalnya pemanfaatan data karena kendala terkait akses.
Sukamdi kemudian menjelaskan bagaimana negara memiliki tiga sumber data yakni registrasi penduduk, sensus, hingga survei. Namun belum bisa dimanfaatkan dengan tepat.
Baca Juga:New Normal Wabah Corona, WNA Boleh Masuk Indonesia
"Ketersediaan data sebenarnya cukup lengkap, tapi kita belum secara maksimal memanfaatkan data tersebut, terutama dalam tingkat desa," ujar Sukamdi, Kamis (9/7/2020).
Untuk menjawab tantangan ini, hal yang perlu dilakukan adalah memperluas akses data itu sendiri, di mana data dapat diakses dari desa.
Menurut Sukamdi, pengelolaan data harus di mulai dari bawah, di mulai dari desa itu sendiri. Pemerintahan desa dapat secara aktif dan mandiri melakukan pengelolaan tanpa harus menunggu dari pemerintah pusat.
Ia juga menyarankan pemerintah bisa menjalin kerja sama melalui public private partnership untuk memperluas akses terhadap big data.
Senada, Pakar Telematika Onno W. Purbo juga menyoroti desa memiliki keterbatasan tersendiri yang membuat akses data belum bisa berjalan maksimal.
Baca Juga:Awas! Langgar Aturan New Normal, Warga Lebak Didenda Rp 150 Ribu-25 Juta
Onno menyebut salah pemicu adalah masih belum meratanya fasilitas teknologi yang menjangkau desa-desa di Indonesia, terutama yang berada di wilayah-wilayah terpencil.
- 1
- 2