Musim Kemarau di Jogja Malah Dingin, BMKG Ungkap Sebabnya

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas mengungkapkan penyebab suhu di Jogja lebih dingin pada malam hari di musim kemarau daripada musim penghujan.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 26 Juli 2020 | 14:26 WIB
Musim Kemarau di Jogja Malah Dingin, BMKG Ungkap Sebabnya
Ilustrasi musim kemarau (Pixabay Pasja1000)

SuaraJogja.id - Belakangan ini, meski sudah musim kemarau, DIY terasa lebih dingin, terutama pada malam hari. Suhunya bahkan terasa lebih dingin daripada saat musim penghujan.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas pun mengungkapkan sebabnya. Menurutnya, memasuki musim kemarau, wajar jika suhu udara terasa dingin di malam hari dan terasa terik di siang hari.

Dinginnya suhu itu, kata Reni, disebabkan oleh angin timur yang sedang bertiup menuju wilayah DIY. Salah satu ciri dari angin yang dikenal dengan Monsul Australia ini bersifat kering.

“[Suhu terasa dingin di malam hari dan panas di siang hari] Karena pada saat musim kemarau, angin timuran [Monsun Australia] sedang bertiup menuju wilayah Indonesia, tak terkecuali di wilayah DIY, angin timuran ini sifatnya kering dan tidak banyak membawa massa uap air,” katanya kepada HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Minggu (26/7/2020).

Baca Juga:Waduk Pacuh Kering saat Kemarau, Petani Berharap Hujan Turun

Ia menambahkan, dengan sifat kering tersebut, maka tidak terbentuk awan-awan hujan di atmosfer sekitar wilayah DIY, sehingga berpengaruh terhadap suhu udara di bumi.

“Sehingga sulit untuk terbentuknya awan-awan hujan, dengan minimnya jumlah awan di atmosfer, maka akan mempengaruhi suhu udara di bumi, keberadaan awan-awan di atmosfer tersebut berfungsi menjaga kelembaban bumi dengan menghambat pelepasan panas ke atmosfer,” terang Reni.

Ia menjelaskan, terhambatnya pelepasan panas ke atmosfer bumi membuat suhu permukaan bumi menjadi lebih dingin daripada musim hujan.

“Pelepasan energi panas ini yang membuat suhu permukaan bumi pada musim kemarau menjadi lebih dingin daripada musim penghujan,” imbuh dia.

Baca Juga:Gunungkidul 3 Pekan Kekeringan, Winarsih Harus Beli Air Seharga Rp170 Ribu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak