Kisah Raminten, Pelopor Pertunjukan Drag Queen Pertama di Yogyakarta

Nama Raminten pertama kali diberikan saat Hamzah bersandiwara di sebuah stasiun tv lokal. Akhirnya nama itu terus digunakan Hamzah dalam menjalankan peran.

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 31 Juli 2020 | 18:50 WIB
Kisah Raminten, Pelopor Pertunjukan Drag Queen Pertama di Yogyakarta
Hamzah Sulaeman menceritakan perjalan hidupnya membuak beragam bisnis

"Pertama karena senang, kedua karena Jogja inikan harus ada pertunjukan malam," terang Hamzah.

Hamzah Sulaeman menceritakan perjalan hidupnya membuak beragam bisnis
Hamzah Sulaeman menceritakan perjalan hidupnya membuak beragam bisnis

Tonton video wawancara hamzah dan Aziza DISINI

Meski merugi, namun Hamzah masih konsisten menggelar pertunjukan di lantai 3 tokonya tersebut. Selain karena mencintai pertunjukan yang ditampilkan, ia juga menilai bahwa Jogjakarta membutuhkan hiburan di malam hari.

Melalui apa yang ia kerjakan, Hamzah ingin menjadikan Jogja sebagai tujuan wisata dalam bidang tari. Sebagai Abdi Dalem Punakawan yang berasal dari masyarakat umum. Ia juga bertugas untuk membatu merawat piring dan kursi-kursi kuno di Keraton.

Baca Juga:Tiadakan Garebeg, Keraton Yogyakarta Bagikan Ribuan Ubarampe Rengginang

Dalam satu kali pertunjukkan, Hamzah mampu menghasilkan uang senilai Rp 7-8 Juta. Pada musim liburan, pendapatan itu bisa meningkat hingga dua kali lipat. Membangun bisnis kesenian yang masih jarang di tanah air, Hamzah beri saran untuk bisa menerima diri sendiri.

"Kalau kamu begini, senengnya begini, ya begini. Lakukan," imbuhnya.

Ia berpesan, apapun identitas pribadi agar dapat diterima, sehingga bisa dikembangkan untuk meraih penghasilan. Hamzah  tidak pernah malu dengan identitas dirinya. Menurutnya, jika malu dan tidak bisa menerima diri sendiri, bagaimana oranglain akan menerima dirinya.

Lingkungan tempat Hamzah tumbuh dan berkembang sendiri selalu mendukung keinginannya. Sejak kecil ia diijinkan untuk belajar mengikuti wayang orang. Ia bahkan rutin diantar jemput ayahnya ketika mengikuti les wayang orang.

"Sekarang kamu bisanya apa ya lakukan. Tapi jangan selama seumur hidup itu kamu bersembunyi. Terima saja dan berbuat baik, berguna buat orang," pesan Hamzah.

Baca Juga:Kritik Sekolah Online, Fahri Hamzah: Merusak Mata, Otak dan Hati Anak

Untuk generasi muda yang takut mengeluarkan identitas dirinya, Hamzah berpesan untuk menerima diri sendiri. Tidak peduli apapun jati diri seseorang, menurutnya yang terpenting adalah berbuat baik dan bisa berguna bagi banyak orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak