ID pun menyebut Bambang tak segan berbuat vulgar di depan korbannya. Seperti pada tahun 2015 di mana Bambang yang tengah berkonsultasi akan permasalahannya malah melakukan hal tak senonoh di depan psikolognya.
"Meskipun psikolognya bersedia memberi kesaksian," kata ID.
Perbuatan Bambang dikatakan ID sempat dipolisikan pada kisaran tahun 2004-2005 silam. Namun hal itu tak membuatnya jera untuk memuaskan fantasi seksualnya.
ID menjelaskan per hari ini (Senin) ada 30-40 orang mengaku korban Bambang yang saling berkonsolidasi. Mayoritas, alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sama seperti Bambang. ID masih memikirkan langkah hukum seperti apa yang akan mereka ambil terhadap persoalan ini.
Baca Juga:Bayi Perempuan Ditemukan Meninggal di Tempat Sampah di Sleman
"Kami masih terus koordinasi, jadi saya berhubungan dengan para psikolog yang juga jadi target dia. Karena, komunitas yang dia target banyak, psikolog, orang biasa, dengan berbagai modusnya. Kami mengumpulkan bukti-bukti kejadiannya. Karena, kejadian ada yang lama dan baru, ada yang masih menyimpan (bukti), ada yang sudah tidak korban simpan" ungkap ID.