11 Mempelai Ikuti Nikah Massal, Dikirab dari Pantai Cemara Sewu

Kegiatan ini sekaligus untuk memeringati HUT RI ke-75 dan Fortais ke-9

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 12 Agustus 2020 | 18:25 WIB
11 Mempelai Ikuti Nikah Massal, Dikirab dari Pantai Cemara Sewu
Sebanyak 11 pasangan mengikuti nikah massal yg digelar fortais Sewon, Rabu (12/8/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Matahari yang tertutup awan tetap tidak bisa menghilangkan senyuman yang merekah di pipi sebelas pasangan yang telah tiba di Pantai Cemara Sewu pada Rabu (12/8/2020) sekitar pukul 07.45 WIB pagi.

Tujuan sebelas pasangan tersebut datang ke pantai pagi ini bukan untuk bertamasya bersama atau malah membuka arisan, melainkan untuk menghadiri rangkaian acara nikah bareng yang diselenggarakan oleh Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais).

Kegiatan nikah massal yang dilakukan pada hari ini merupakan puncak acara dari rangkaian pernikahan maraton yang telah dilakukan selama dua pekan dari tanggal 3-14 Agustus 2020 di KUA se-Bantul.

Dengan tetap menyadari bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah Bersatu Merajut Kasih, Berjuang di Tengah Pandemi Untuk Indonesia Maju.

Baca Juga:Catat, Ini 4 Lokasi Tilang Elektronik di DIY Mulai Kamis Pekan Ini

Kegiatan ini juga sekaligus bertepatan dengan momentum Dirgahayu Republik Indonesia ke-75 dan HUT Fortais ke-9.

Didampingi kedua orang tua atau wali dan perias masing-masing, kesebelas calon pengantin mengikuti arahan panitia untuk membentuk barisan sesuai dengan nomer urut yang telah didapatkan.

Dengan perlahan mereka dituntun menuju ke pinggir Pantai Cemara Sewu untuk melakukan berbagai rangkaian kegiatan.

Ketua Golek Garwo Fortais Sewon dan Nikah Bareng Nasional, Raden Mas Ryan Budi Nuryanto, mempunyai alasan tersendiri mengapa tidak langsung menuntun sebelas calon pengantin tersebut ke KUA Kretek tapi malah ke Pantai Cemara Sewu.

Menurutnya wilayah Yogyakarta khususnya Bantul mempunyai destinasi wedding yang mempesona yakni pantai. Ryan berharap nikah massal yang dilakukan di kawasan pantai ini bisa menginspirasi pelaku wisata lainnya untuk menarik para wisatawan kembali di tengah masa pandemi tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 di DIY Tambah, Pasien Punya Riwayat dari Zona Merah

"Semoga industri pariwisata khususnya usaha wedding yang sedang tergoncang karena pandemi Covid-19 bisa bangkit kembali," ujar Ryan kepada awak media, di sela-sela acara nikah massal di Pantai Cemara Sewu, Kretek, Bantul.

Dikatakan Ryan kegiatan ini merupakan wujud sinergitas terhadap program pemerintah terkait dengan Adapatasi Kebiasaan Baru di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Selain itu pihaknya juga dalam upaya untuk membantu masyarakat yang tidak mampu agar dapat menikah.

Sebelas pengantin yang sudah berbaris rapi di pinggir Pantai Cemara Sewu selanjutnya bersiap mengikuti kegiatan selanjutnya.

Kegiatan diawali dengan memanjatkan doa bersama untuk para pejuang dan korban musibah Pantai Gua Cemara beberapa hari lalu.

Selanjutnya perwakilan dua pasangan calon pengantin secara simbolis menaburkan bunga di laut sebagai tanda kehormatan.

Setelah dirasa cukup dengan suasana pagi yang penuh syukur, kegembiraan tidak berhenti di situ. Sebelum para calon pengantin melakukan sesi foto prewedding, mereka diajak untuk berjoget tiktok bersama.

Dipandu oleh para pengiring, penata kostum, perias dan keluarga yang hadir, sebelas calon pengantin berjoget tiktok bersama dengan iringan lagu yang sudah disiapkan.

Acara tersebut dihadiri sekitar 100 orang lebih dan juga dimeriahkan oleh orang-orang berkostum tematik, mulai dari astronot, jaksa, hingga anak-anak sekolah dasar.

Setelah kegiatan suka cita di pantai usai, acara sakral dilanjutkan di KUA Kretek.

Menggunakan kereta wisata dan gerobak milenial juga mobil, sebelas pengantin tadi dikirab menuju ke KUA Kretek yang berjarak kurang lebih 5 km.

Sesampainya di KUA Kretek, semua keluarga dan calon pengantin tadi dicek protokol kesehatannya sebelum memasuki area gedung KUA untuk melakukan ijab.

Tim PMI Bantul yang sudah bersiap langsung menodongkan thermo gun ke pelipis dan menyemprotkan hand sanitizer ke setiap orang yang datang.

Acara tersebut dihadiri juga oleh Bupati Bantul Suharsono, Kepala Kantor Kemenag Bantul Aidi Johansyah, ditambah dengan unsur TNI dan Polri serta kepala desa sekitar.

Terdengar beberapa kali Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat desa dan panitia berseru untuk sekadar kembali mengingatkan para tamu atau masyarakat yang hadir untuk tetap menjaga jarak dan tidak berkerumun.

Selain itu memakai masker juga menjadi hal yang tidak bisa dihilangkan begitu saja.

"Jadi sebanyak 11 pengantin yang kita nikahkan di KUA Kretek hari ini menjadi penggenap 75 pasangan pengantin yang kami fasilitasi pernikahannya selama sekitar dua pekan ini," ungkap Ryan.

Diungkapkan Ryan, cinta kasih para pengantin itu akan diikat dengan hantaran cincin kawin merah putih dengan berbagai seserahan atau mahar yang unik.

Mulai dari batu merah putih, pisau layah, juga sayur dan buah sebagai bekal mereka membina rumah tangga di tengah pandemi Covid-19.

Ryan menuturkan pernikahan massal tahun ini membawa berbagai misi untuk kehidupan. Mulai dari sosial, religi, budaya, bahkan hingga pariwisata menjadi misi yang ingin diwujudkan dari acara ini.

Lebih lanjut Ryan mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini diharapkan selain untuk membangkitkan kembali wisata yang ada di Bantul juga ikut menggerakkan roda perekonomian masyarakat Bantul.

Pasalnya semua pernak-pernik atau aksesori dan pengantar nikah ini dibeli langsung dari warga Bantul.

Sementara itu salah satu pengantin yang akhirnya telah sah menjadi pasangan suami istri, Garjito (47) warga asal Panggungharjo, Sewon, Bantul dan Endang Tri Purnamawati (42) warga Danurejan, Yogyakarta, mengaku memilih menikah dengan program nikah massal ini karena tertarik dengan konsepnya yang unik.

Menurut Garjito ada kesenangan tersendiri untuk mereka selama mengikuti segala rangkaian acara nikah massal tersebut.

"Ada kesenangan tersendiri buat kita dengan konsep yang bertepatan dengan Dirgahayu Republik Indonesia ke-75. Semoga keluarga kami nanti juga bisa berkembang lebih baik lagi di masa yang akan datang," kata Garjito.

Mereka mengatakan sebenarnya belum mengenal lama satu sama lain karena kondisi pandemi Covid-19 ini. Hal tersebut membuat mereka masih bingung untuk akhirnya meyakinkan diri naik ke pelaminan.

Namun berkat masukan dari rekan-rekannya mereka akhirnya memutuskan untuk mengikuti program nikah massal di Bantul ini.

Pasangan lain yang juga sedang berbahagia karena sudah sah sebagai suami istri, Nugroho Susanto (34) asal Wirokerten, Banguntapan, Bantul dan Siti Sarijah (40) perempuan asal Pleret, Pleret, Bantul, mengungkapkan kegembiraan dan kelegaannya setelah akhirnya menyelesaikan rangkaian acara tersebut.

Senang dicampur gugup menemani mereka selama prosesi.

"Perasaan senang tapi juga degdegan juga karena memang tidak kebayang disaksikan oleh Bupati langsung, intinya senang bahagia," tutur Nugroho.

Sama seperti pasangan sebelumnya, Nugroho dan Siti mengetahui program nikah massal ini dari teman-temannya. Meskipun memang sebenarnya mereka sendiri sudah berencana untuk melangsungkan pernikahan juga di bulan Agustus ini.

"Saya dapat informasi dari temen, baru kenal tujuh bulan ini tapi memang sebelumnya udah rencana mau nikah. Berhubung ada yang nawarin dan kelihatannya asyik juga ya jadi sekalian saja. Tentunya dengan didasari niat," imbuh Siti.

Prosesi ijab di KUA Kretek dihadiri juga oleh tokoh jagoan lokal Gatutkaca dan robot kuning dari Transformers, Bumblebee. Ryan selaku panitia nikah massal ini mengaku keterlibatan tokoh-tokoh ini diharapkan menjadi kekuatan untuk melewati masa pandemi Covid-19 ini.

"Mereka ini sebagai spirit kita semua khususnya pasangan baru ini untuk melewati masa pandemi dengan adaptasi kebiasaan baru melawan Covid-19 ini," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini