Berderai Air Mata, Staf KPU Yahukimo yang Ditikam OTK Dimakamkan di Sleman

"Anak saya bukan penentu pemenang pilkada atau penentu caleg. Dia hanya orang IT di belakang layar. Saya bingung kenapa anak saya yang tidak punya jabatan apa-apa [dibunuh]."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 13 Agustus 2020 | 12:00 WIB
Berderai Air Mata, Staf KPU Yahukimo yang Ditikam OTK Dimakamkan di Sleman
Peti jenazah staf KPU Kabupaten Yahukimo Henry Jovinski dibawa ke mobil jenazah untuk dimakamkan di TPU Sasana Laya, Sidokerto, Godean, Sleman, Kamis (13/8/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Isak tangis sejumlah kerabat dan keluarga memecah suasana pemakaman di TPU Sasana Laya, Sidokerto, Godean, Sleman. Seorang wanita yang sejak awal tersungkur di tanah memanggil-manggil nama Henry Jovinski (25).

Wanita 54 tahun bernama Vivin Monika adalah ibu kandung Henry Jovinski, anak pertama dari dua bersaudara yang merupakan staf KPU Kabupaten Yahukimo. Ia tewas ditikam orang tak dikenal (OTK) saat menjalankan tugasnya.

Prosesi pemakaman yang dimulai pukul 08.15 WIB dihadiri oleh Bupati Sleman Sri Purnomo, Sekretaris KPU Provinsi Papua Ryllo Asuri Panay, serta Ketua KPU RI Arief Budiman.

Ayah Henry, Sugeng Kusharyanto (54), menceritakan bahwa Henry tumbuh besar hingga meraih gelar sarjana IT di Purwokerto, Jawa Tengah. Sejak 2019 lalu Henry menjadi ASN di KPU Yahukimo. Selama ini dia bertugas di KPUD Provinsi Papua. Sementara pada Sabtu (8/8/2020), Henry mengabarkan kepada keluarga bahwa ia akan bertugas ke Yahukimo karena akan dilaksanakan Pilkada serentak 2020.

Baca Juga:Staf Dibunuh Pelaku Misterius, Ketua KPU RI ke Anak Buah: Lebih Hati-hati

"Jika dengan mamanya seminggu dua kali selalu telepon. Jika tidak padat [tugas] ia menelepon, selalu memberi kabar bahwa di sana juga baik-baik saja, dia merasa betah," ujar Sugeng ditemui usai pemakaman, Kamis (13/8/2020).

Keluarga almarhum pun masih bertanya-tanya mengapa pelaku tega menghabisi putra pertama dari dua bersaudara ini. Pasalnya, Henry hanya seorang staf IT. Ia bukan seorang pejabat KPU yang biasanya tampil di depan publik.

"Anak saya bukan penentu pemenang pilkada atau penentu caleg di sana. Dia hanya orang IT di belakang layar. Saya bingung kenapa anak saya yang tidak punya jabatan apa-apa [dibunuh]," katanya.

Keluarga mengeluarkan isak tangis saat jenazah Staf KPU Kabupaten Yahukimo Henry Jovinski dimakamkan di TPU Sasana Laya, Sidokerto, Godean, Sleman, Kamis (13/8/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Keluarga mengeluarkan isak tangis saat jenazah Staf KPU Kabupaten Yahukimo Henry Jovinski dimakamkan di TPU Sasana Laya, Sidokerto, Godean, Sleman, Kamis (13/8/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Dari kronologi yang didapat Sugeng, dia hanya tahu, Henry saat itu tengah membonceng rekannya, kemudian terjadi serangan. Rekan Henry yang di depan selamat dan bisa ke kantor. Saat kembali, Henry sudah dalam kondisi tertidur.

"Saya tanya sekretaris [KPU] Yakuhimo untuk menceritakan yang jelas agar kami keluarga tenang. Keikhlasan ini ada, kami meminta transparan terbuka, tapi mereka tidak berani menjelaskan. Kami ingin tahu dianiaya seperti apa anak kita. Kenapa harus diperlakukan seperti itu dan kenapa kepada anak saya. Anak saya ASN, bukan pejabatnya," kata Sugeng.

Baca Juga:Diserang Orang Tak Dikenal dari Dalam Hutan, Staf KPU Yahukimo Tewas

Ia melanjutkan bahwa dari informasi yang didapat, pelaku sempat mencegat Henry ketika dalam perjalanan. Namun Sugeng tak bisa memastikan seperti apa peristiwa itu terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini