Dinyatakan Positif Covid-19, Gadis Ini Juga Kehilangan Orang Tuanya

Selasa (9/6/2020), gadis ini mandi dan mencoba mencium bau sabun yang ia gunakan, tetapi gagal.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 13 Agustus 2020 | 14:50 WIB
Dinyatakan Positif Covid-19, Gadis Ini Juga Kehilangan Orang Tuanya
Ilustrasi pemakaman korban meninggal karena virus corona. (Foto:Antara)

SuaraJogja.id - Akun Twitter @tawrusgirll membagikan perjalanan hidupnya yang berubah akibat wabah corona. Salah satu yang memilukan adalah, ia ditetapkan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG), sementara dalam kurun waktu satu bulan, ia juga kehilangan kedua orang tuanya.

Kisah sedih yang ia alami bermula pada 2 Juni 2020, saat seharusnya ia dan ayahnya pergi bersama ke pusat perbelanjaan untuk membeli seseuatu. Namun, karena ayahnya mengaku pusing, ia akhirnya pergi dengan sang ibu.

Kira-kira dua hari kemudian, ibunya juga mulai mengeluh mengalami gangguan kesehatan. Ibunya mengaku kelelahan dan hanya butuh istirahat selama beberapa hari saja. Memang beberapa waktu belakangan, pekerjaan sebagai wirausaha banyak menyedot tenaga ibunya.

Sehari setelahnya, ia sendiri mengaku badannya terasa panas. Saat dicek, suhunya mencapai 38,5 derajat celsius. Hal tersebut terjadi semalaman, sedangkan paginya, suhu tubuhnya sudah kembali normal menjadi 36,4 derajat celsius.

Baca Juga:Kabar Baik, Argentina dan Meksiko Siap Produksi Vaksin Covid-19 AstraZeneca

"Oiya selama aku panas, meskipun mulut rasanya pahit aku tetep paksa buat makan. Karena aku gak mau kalau harus sakit semua," tulis gadis ini dalam utas yang diunggah pada Selasa (11/8/2020).

Lambat laun, kondisi kedua orang tuanya kian menurun. Ayahnya merasakan mual, tetapi tidak bisa muntah karena tidak ada makanan yang masuk ke perut. Sedangkan ibunya juga mulai menolak makan karena lidahnya terasa pahit.

Kondisi ayahnya yang semakin parah, hingga untuk ke kamar mandi butuh waktu lama, membuat ibunya memutuskan untuk mengubungi adiknya. Ia minta tolong agar suaminya itu diantarkan ke dokter spesialis.

Dokter menyebutkan bahwa ayahnya kemungkinan mengalami maag. Namun, dokter juga menyarankan cek laboratorium untuk mengatahui kondisi lever dan ginjalnya.

Adik-adik ayahnya kemudian menawarkan agar laki-laki setinggi 170 cm itu dirawat di kediaman mereka, sehingga si ibu bisa bertistirahat dan sang ayah mendapatkan perawatan semaksimal mungkin.

Baca Juga:Resepsi Drive Thru di Bekasi, Cara Efektif di Tengah Pandemi

Selasa (9/6/2020), gadis ini mandi dan mencoba mencium bau sabun yang ia gunakan, tetapi gagal. Ia juga mencoba mencium deodoran yang ia kenakan, tetapi masih terasa hambar, begitu juga saat ia mencoba mencecap teh manis kemasan.

Kondisi kedua orang tuanya makin menurun, ditambah dengan ibunya yang merasa bersalah karena tidak bisa merawat suaminya.

Pada 11 Juni 2020, ibunya lantas memutuskan untuk melakukan rapid test, dengan hasil non-reaktif.

Pulang dari rumah sakit, mereka memutuskan menjenguk ayahnya di rumah saudara. Sampai di sana, ia melihat kondisi ayahnya yang makin buruk. Bahkan untuk bangun di kasur saja ayahnya sudah kepayahan.

Ia pun duduk di belakang kedua orang tuanya dan menangis tersedu. Seumur hidup, itu adalah kali pertama ia melihat ayahnya dalam kondisi demikian. Saat itu juga, ayahnya kemudian mau dibawa ke rumah sakit.

"Sampai akhirnya aku pulang, sampai di rumah aku dan ibu bebersih dan lanjut salat dhuhur dan ashar. Beberapa menit setelah sholat ashar, aku dapat kabar kalau bapak meninggal," lanjut akun @tawrusgirll.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak