SuaraJogja.id - Idol K-Pop asal Yogyakarta, Dita Karang, melakukan siaran langsung bincang-bincang dengan YouTuber asal Korea Selatan, Jang Hansol. Dalam percakapan bahasa Indonesia mereka, terdengar aksen Jawa yang sangat kental dari Dita Karang.
Dalam rangka bertambahnya subscriber, akun YouTube KBS World Indonesia, saluran media asal Korea Selatan, mengundang dua tokoh ternama Indonesia yang tinggal dan meniti karier di sana.
Acara yang disiarkan langsung pada Jumat (14/8/2020) itu dibawakan oleh YouTuber Korea Selatan yang lama tinggal di Malang, Jawa Timur, Jang Hansol. Pria yang akrab disapa Korea Reomit itu memiliki banyak penggemar yang disebut "bolo-bolo".
Sementara, bintang tamu yang diundang dalam acara tersebut adalah idol K-Pop asal Jogja, Dita Karang. Gadis yang terjun di dunia hiburan ini kini berkarier sebagai anggota girl gorup Secret Number.
Baca Juga:Buat Warganet Penasaran, Ternyata Dita Karang Trending karena Foto Kucing
Dalam acara bertajuk 'Kencan Virtual' tersebut, Dita Karang mengaku senang bisa berkunjung dan bertemu Hansol. Sebab, di tempat tersebut ia bisa berbicara bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
"Lagi interview-interview gitu enak banget ngomong bahasa Indonesia. Berasa pulang ke Indo gitu lo," tutur Dita Karang dalam perbincangan dengan Hansol.
Sejauh ini, Dita Karang sudah tinggal di Korea Selatan selama dua tahun. Ia mengaku sulit mengatasi rasa rindu kepada keluarga di Indonesia. Sesekali, ia selalu menyempatkan menelepon orangt uanya di Jogja saat senggang.
Bersama dengan Hansol, Dita Karang membahas kehidupan dan kariernya di Korea Selatan. Selain itu, mereka juga membacakan dan menjawab pertanyaan dari warganet. Disiarkan langsung, tayangan tersebut sudah disakasikan lebih dari 30.000 orang.
Sebelum debut menjadi satu-satunya orang Indonesia yang bergabung dengan girlband asal Korea Selatan, Dita Karang terlebih dahulu harus mengikuti masa-masa training selama dua tahun.
Baca Juga:Tampil Perdana, Dita Karang 2 Kali Dipuji Cantik oleh Member Secret Number
Untuk menjaga semangatnya melalui hari-harinya di sana, Dita Karang mengaku selalu melihat ke belakang sebagai motivasi. Meskipun belum mencapai tujuan, setidaknya ia merasa sudah berjalan cukup jauh dari garis awal.