Gelar Fashion Show di Desa, Sunaryanto Ingin Batik Kedungkeris Dikenal

Fashion show tersebut merupakan karya dari para penjahit di Kedungkeris

Galih Priatmojo
Rabu, 19 Agustus 2020 | 14:50 WIB
Gelar Fashion Show di Desa, Sunaryanto Ingin Batik Kedungkeris Dikenal
Salah seorang peragawati tampil di catwalk dengan latar cerita pewayangan di acara Fashion Show in The Village di kampung Kedungkeris, Selasa (18/8/2020) malam. [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Warga Padukuhan Kwarasan Kalurahan Kedungkeris Kepanewonan Nglipar, Gunungkidul, punya cara unik untuk memeringati HUT ke-75 Republik Indonesia. 

Mereka menggelar pertunjukkan wayang kulit yang dikombinasi dengan fashion show.

Belasan 'peragawati' dadakan tampil Selasa (18/8/2020) malam di halaman rumah tokoh masyarakat Kedungkeris sekaligus pemerhati budaya, Sunaryanto.

Para peragawati tersebut berasal dari pelajar, mahasiswi dan juga ibu rumah tangga.

Baca Juga:Sebanyak 30 Wisatawan di Gunungkidul Terjaring Razia Masker

Mereka tampil mengenakan busana yang didesain dari para penjahit di wilayah desa tersebut. 

Sunaryanto, penggagas gelaran ini mengatakan kegiatan bertajuk Fashion Show in The Village tersebut sengaja digelar untuk menghadirkan peringatan HUT Kemerdekaan RI dengan kemasan berbeda.

Tak hanya itu, momentum tersebut juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan kreasi batik khas Kedungkeris.

Sebuah mahakarya batik yang diciptakan berdasarkan sejarah perjalanan dan terbentuknya Kalurahan Kedungkeris.

"Masyarakat Kedungkeris ini sudah kreatif. Mereka punya karya yang membanggakan dan harus diperkenalkan ke publik,"paparnya usai acara, Selasa (18/8/2020) malam.

Baca Juga:46 Kasus Baru di DIY, 19 Karyawan Kesehatan Gunungkidul Positif COVID-19

Agar semakin meriah, peragaan busana batik Kedungkeris dipadukan dengan pertunjukkan wayang kulit.

Di mana di belakang catwalk ada seorang dalang yang memainkan cerita wayang diiringi musik kombinasi Jawa dan Bali.

Gelaran fashion show tersebut lebih jauh digunakan sebagai sarana untuk meruntuhkan anggapan jika gelaran serupa hanya milik warga perkotaan dan hanya di tempat-tempat yang tertutup.

"Biasanya kan fashion show itu selalu di kota, di gedung mewah dan modelnya selalu cantik-cantik. Saya coba hadirkan sesuatu yang berbeda di wilayah pelosok seperti tempat saya ini," tambahnya.

Desainer Motif Batik Kedungkeris, Guntur Susilo (45) menuturkan untuk menciptakan batik kedungkeris ia terlebih dahulu memelajari sejarah perjalanan terbentuknya Kalurahan Kedungkeris.

Dalam batik Kedungkeris ini, ia menuangkan gambar Keris dan Kedung. Di mana Keris merupakan lambang sebuah kewibawaan dan Kedung memiliki makna sumber kehidupan.

"Kedung itu adalah cekungan berisi air yang menjadi sumber kehidupan," terangnya.

Untuk menciptakan motif batik ini, ia membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu lamanya. Selain mengangkat cerita sejarah Kedungkeris, batik ini juga menampilkan pewarnaan yang cenderung cerah seperti hijau, pink, kuning, ungu dan merah karena batin Kedungkeris juga memiliki makna doa dan harapan agar masa depan Kalurahan Kedungkeris semakin cerah.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini