Positif Covid-19 di DIY Melonjak, Tempat Tidur di RS Rujukan Tinggal 17 Bed

Pasien di rumah sakit yang ditempatkan di tempat tidur non critical, 20 persen tidak bergejala atau gejala ringan.

Galih Priatmojo
Minggu, 30 Agustus 2020 | 20:40 WIB
Positif Covid-19 di DIY Melonjak, Tempat Tidur di RS Rujukan Tinggal 17 Bed
Ilustrasi Covid-19 (Unsplash/Adam Niescioruk)

SuaraJogja.id - Kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY semakin banyak. Bahkan beberapa hari terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Sebut saja pada Minggu (30/08/2020) ini, ada tambahan 24 kasus baru di DIY. Penambahan kasus ini dari hasil  pemeriksaan 662 sampel dan 550 orang.

"Dengan tambahan 24 kasus positif, total kasus positif COVID-19 di DIY menjadi sebanyak 1.397 kasus," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY, Berty Murtiningsih saat dikonfirmasi, Minggu Sore.

Menurut Berty, ketersediaan tempat tidur critical untuk pasien isolasi hingga Minggu hanya tersisa 17 tempat tidur. Sebab dari 39 tempat tidur yang tersedia, sebanyak 22 tempat tidur digunakan bagi pasien COVID-19.

Baca Juga:Berusia Sewindu Besok Senin, Ini 6 Fakta Menarik Soal UU Keistemewaan DIY

Sedangkan tempat tidur non critical yang masih tersedia sebanyak 170 tempat tidur. Dari 321 yang tersedia, sebanyak 151 tempat tidur sudah digunakan.

"Pasien di rumah sakit yang ditempatkan di tempat tidur non critical, 20 persen tidak bergejala atau gejala ringan. Yang di rumah sakit lapangan dan shelter hampir semuanya tidak bergejala," jelasnya.

Berty menambahkan, dari 24 kasus yang muncul kali ini, kasus di Sleman paling banyak yang mencapai 9 kasus. Disusul Kota Jogja 7 kasus, Bantul 4 kasus dan Gunung Kidul serta Kulon Progo masing-masing 2 kasus.

Dari total jumlah tersebut, 11 kasus masih dalam penelusuran. Dari Sleman yakni kasus 1.384 perempuan, 36 tahun, kasus 1.385 laki laki, 33 tahun, kasus 1.386 perempuan, 78 tahun, kasus 1.387 laki laki, 47 tahun dan kasus 1.390 perempuan, 30 tahun. Kasus 1.395 perempuan, 39 tahun dan kasus 1.397 laki laki, 27 tahun.

Sedangkan dari Bantul muncul dua kasus. Yakni kasus 1.394 laki laki, 29 tahun dan kasus 1.396 laki laki, 73 tahun. Dari Gunung Kidul kasus 1.399  perempuan, 24 tahun. Dari Kota Yogyakarta satu kasus, yakni kasus 1.401 perempuan, 53 tahun.

Baca Juga:Anggaran Publik Disalahgunakan, Ada Politik Gentong Babi di Pilkada di DIY

Sementara 7 kasus lain dari kontak tracing kasus sebelumnya. Yakni kasus 1.379 perempuan, 23 tahun  dari Kota Yogyakarta dari hasil tracing kontak kasus 1.192 , kasus 1.380 perempuan, 16 tahun dari Kota Yogyakarta yang punya riwayat hasil tracing kontak kasus 1.267. 

Selain itu kasus 1.381 laki laki, 28 tahun asal Kulon Progo dari hasil tracing kontak kasus 1.099 dan kasus 1.383 perempuan, 47 tahun asal Kota Yogyakarta dari tracing kontak kasus 1.309. Kasus 1.388 perempuan, 43 tahun dan kasus 1.389 laki laki, 48 tahun asal Sleman dari hasil tracing kontak kasus positif. Kasus 1.391 perempuan, 40 tahun asal Bantul dari hasil tracing kontak kasus 1.008.

Sebanyak 4 kasus lain muncul dari skrining karyawan kesehatan. Yakni kasus 1.382 perempuan, 60 tahun asal Kota Yogyakarta. Selain itu kasus 1.392  perempuan, 18 tahun asal Bantul, kasus 1.393 perempuan, 32 tahun asal Gunung Kidul dan kasus 1.398 perempuan, 36 tahun dari Kota Yogyakarta.

Sedangkan satu kasus lain merupakan pasien yang punya riwayat perjalanan luar daerah. Yakni kasus 1.402 laki laki, 44 tahun asal Kota Yogyakarta yang punya riwayat perjalanan dari Jakarta. 

"Satu kasus terakhir, kasus 1.400 laki laki, 38 tahun dari Kulon Progo punya riwayat kontak dengan keluarga dari Semarang," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini