SuaraJogja.id - Dua dari lima jembatan di Bantul yang rusak akibat badai Cempaka pada 2017 lalu akhirnya bisa kembali berdiri dengan kokoh. Dua jembatan itu ialah Jembatan Dzikrul Ghofilin dan Jembatan Benyo.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengatakan, perlu proses panjang untuk membangun kembali jembatan tersebut, mulai dari mengajukan permohonan dana bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) hingga proses lelang dan sebagainya.
"Kelima jembatan yang diusulkan Pemkab Bantul untuk dibangun kembali tersebut memanfaatkan anggaran sebesar Rp64 miliar lebih, yang diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) BNPB," kata Dwi saat ditemui awak media seusai peresmian Jembatan Dzikrul Ghofilin dan Benyo, Kamis (17/9/2020).
Dwi menjelaskan bahwa Jembatan Dzikrul Ghofilin sendiri berada di perbatasan antara Desa Guwosari dan Desa Bantul, Kecamatan Bantul.
Baca Juga:Kombinasi Obat Remdesivir Bisa Pulihkan Pasien Covid-19 Lebih Cepat
Jembatan yang berdiri atas Sungai Bedok itu menjadi akses cukup penting bagi masyarakat dua desa tersebut.
Pasalnya, jalur penghubung Kecamatan Bantul dan Pajangan selama ini sudah berhasil menunjang pengembangan destinasi wisata yang ada di Guwosari.
Bahkan, jembatan itu juga diharapkan bisa lebih mudahkan masyarakat untuk mengakses desa wisata lain di sekitar Pajangan.
"Jembatan baru ini pembangunannya sudah diperhitungkan secara desain untuk pengurangan risiko bencana, semisal banjir, jika mungkin terjadi lagi," ungkapnya.
Dwi menyebutkan, selain Jembatan Dzikrul Ghofilin dan Jembatan Benyo, Sendangsari, Pajangan, ada tiga jembatan lainnya yang sedang dibangun.
Baca Juga:1 dari 13 Pasien Positif Covid-19 di Bantul Meninggal Tanpa Penyakit Bawaan
Ketiganya adalah Jembatan Gayam, Segoroyoso, Pleret; Jembatan Kedungjati, Sriharjo, Imogiri; dan Jembatan Kiringan, Canden Jetis.
Tiga jembatan itu ditargetkan untuk selesai di akhir September ini.
"Sekarang ketiganya sudah finishing. Dua jembatan ini selesai duluan karena memang bentangannya tidak sepanjang tiga jembatan lain. Kalau yang lain bisa sepanjang 60-80 meter jadi perlu waktu," ucapnya.
Lurah Guwosari Pajangan Masduki Rahmat mengatakan, Jembatan Dzikrul Ghofilin ini menjadi pengembangan jalan yang dapat sangat berguna untuk menghubungkan sektor perekonomian di tengah masyarakat khususnya melalui pariwisata.
Pasalnya, kawasan sekitar jembatan berdekatan dengan situs Pangeran Diponegoro, yang tepatnya berada di Gunung Wijil, Gua Selarong.
"Dengan pengembangan jembatan ini, semoga nantinya sektor perekonomian sektor dan pendidikan akan terus menggeliat dan menjadikan kesejahteraan bagi warga sekitar," kata Rahmat.