"Semua orang di rumah langsung ke gazebo untuk menyaksikan evakuasi ular itu. Syukur tidak ada yang terluka," tambahnya.
Ia menjelaskan, penemuan ular sepanjang 3 meter di lokasi budidaya ikan kampung setempat baru pertama kali. Kendati demikian ular dengan ukuran kecil kerap ditemui oleh warga.
"Karena kampung kami bersebelahan dengan Sungai Winongo tidak menutup kemungkinan didatangi hewan melata ini. Tapi ini baru pertama kali menemukan ular yang ukurannya besar," tambah dia.
Sebelum penangkapan ular tersebut, warga dan pengurus Mina Julantoro sempat dibuat resah karena ada ikan koi yang berukuran besar mati. Tak sedikit ekor nila yang rusak seperti diserang hewan lain.
Baca Juga:Lulusan SMA Muha Jogja, Rinaldi Dikenal Pendiam tapi Berprestasi
"Ada beberapa ikan yang mati, ada juga yang ekornya itu seperti digigit. Mungkin ular ini sudah lama berada di sekitar sini hanya saja tidak diketahui warga," jelasnya.
Shinta melanjutkan, hewan melata tersebut telah diserahkan ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias (Pasty). Ular tersebut dihibahkan kepada pengelola pasar atau penjual yang ingin mengadopsi.
"Kami serahkan ke Pasty, jadi tidak kami bunuh dan dibiarkan berkembang biak. Jika dilepasliarkan lagi takutnya kembali ke sini," jelasnya.
Untuk diketahui Kampung Gedongkiwo RT 62/ RW 12, menjadi salah satu kampung yang memanfaatkan aliran irigasi untuk tempat budidaya ikan. Sebelumnya lingkungan kampung tersebut merupakan lokasi kumuh.
Berkat inisiatif warga untuk mengembalikan lingkungan kembali asri. Karang taruna dan warga sekitar merubah aliran irigasi tersebut menjadi tempat budidaya ikan yang dinamakan Mina Julantoro.
Baca Juga:Cuaca Panas Buat Gerah, Ini 5 Rekomendasi Tempat Ngadem di Jogja