SuaraJogja.id - Kerap menyebarkan nilai-nilai kebaikan dalam ceramahnya, budayawan dan cendekiawan Islam Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun banyak diundang dalam pengajian hingga kini telah berkeliling di berbagai daerah di Indonesia.
Ketenaran Cak Nun pun memunculkan rasa penasaran publik akan tarif yang dipatok Cak Nun untuk mendatangkannya sebagai narasumber dalam pengajian.
Alumnus SMP Muhammadiyah 4 dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini sendiri telah mengungkapkan ke publik soal tarif.
Ia mengaku tak pernah mematoknya. Sebab, kata Cak Nun, dia bukan penceramah kondang yang acap muncul di sejumlah saluran televisi.
Baca Juga:Naik Pamor, Segini Tarif Fantastis Lesty Kejora Sekali Nyanyi
“Aku terus terang lebih suka seperti ini [mengisi acara di daerah-daerah]. Makanya, jangan bilang kalau aku ini ada tarifnya. Begitu ada yang mau mengundang dan ngomong tarif, langsung dicoret, sret. Macem-macem,” ujarnya dengan bahasa Jawa, dikutip Hops.id -- jaringan Suara.com -- dari video berjudul "Cak Nun Bicara Tarif" di YouTube, Rabu (23/9/2020).
Setiap menggelar acara, Cak Nun diketahui selalu datang bersama Kiai Kanjeng.
Ia pun memastikan, saat ada yang mengundang dia dan Kiai Kanjeng mengisi suatu acara, maka pihaknya dan panita yang mengundang bakal menjadi satu tim.
Dengan begitu, lanjutnya, bayaran atau tarif bukan perkara penting.
Sebab, tujuan utamanya bukan materi ataupun uang.
Baca Juga:Industri Hasil Tembakau Terpukul Corona, Pemerintah Diminta Lindungi SKT
“Jadi kalau aku dan Kiai Kanjeng diundang itu, tak ada tarifnya. aku katakan, ini terus terang. Nanti, Mas Zaky yang ngurus Kiai Kanjeng ngomong begini [ke pengundang], ‘kamu keadaan [ekonominya] seperti apa? Kamu punya apa? Bisa bikin panggung atau enggak? Bisa sewa sound enggak?’” terang Cak Nun.
“Pokoknya ceritain saja keadaannya, nanti kita bantu sama-sama. Jadi, panita yang mengundang dan Kiai Kanjeng bakal menjadi satu tim. Bukan pengundang dan penyelenggara, tapi satu kesatuan. Selanjutnya, kita bisa persembahkan yang sebaik-baiknya pada masyarakat,” sambungnya.
Pria yang sempat berkuliah di UGM ini juga melemparkan gurauan, yakni seandainya pengajian dia dan Kiai Kanjeng dikenai tarif, maka nominalnya pasti sangat tinggi.
“Kalau kamu mau bayar Kiai Kanjeng, sebenarnya, mohon maaf, kamu enggak bakal kuat. Apalagi ditambah bayar tarif aku. Pasti mahal sekali. Soalnya kenapa? Aku enggak tahu harga pasaran. Kita cuma tahu harga sesuatu yang diperjualkan, sedangkan aku enggak pernah jual diriku sendiri,” ujar Cak Nun.
Itulah mengapa, kata dia, masyarakat yang hendak mengundangnya tak perlu bertanya mengenai tarif ataupun bayaran.
“Sejujurnya, aku enggak mau apa-apa. Kalau kamu mau aku datang [ke acaramu], undang saja, enggak usah bicara uang. Lagian emang uang yang kamu puna berapa? Kan begitu,” imbuhnya, membuat penonton tertawa.