SuaraJogja.id - Eks Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo bercerita ketika meminta Ketua DPR menyobek surat penunjukannya menjadi Panglima TNI dan membuang ke tempat sampah.
Dalam wawancara dengan tvOne yang ditayangkan di kanal YouTube, Gatot, yang kala itu menjabat KASAD mengungkapkan, alasan kenapa menolak berkali-kali diangkat jadi Panglima TNI.
Bukan tak taat pada pimpinan tertinggi TNI, Gatot Nurmantyo berdalih momentumnya diangkat jadi panglima belum tepat. Menurut Gatot Nurmantyo, belum pas saatnya jadi panglima.
Kala itu, Gatot Nurmantyo malah menyarankan Jokowi menjadikan Marsekal TNI Agus Supriatna yang menjabat KSAU yang jadi Panglima TNI saja.
Baca Juga:Ilham Aidit : Gatot Nurmantyo Koar-Koar Isu PKI, Duplikasi Cara Orba
Melansir dari Hops.id--jaringan Suara.com, Jumat (25/9/2020), Gatot menjelaskan situasi yang tak tepat yakni modal kekuasaan Presiden Jokowi kala itu minim untuk memegang kendali politik.
Gatot mengaku diajukan sebagai Panglima TNI ketika Jokowi baru menjabat sekitar 2015. Saat itu, Gatot becanda ke Jokowi, Presiden kan memang menjabat Presiden tapi tidak memegang DPR, kepolisian, kejaksaan dan bahkan TNI,
“Saya bilang begitu, situasi seperti itu. Karena kita sama-sama tahu begitu beliau (Jokowi) jadi presiden kan beliau hanya didukung sama rakyat. Di DPR beliau tidak punya partai,” kata Gatot menjelaskan.
Gatot mengatakan upaya ke-tiga Jokowi agar Gatot untuk jadi Panglima TNI didengarnya dari Ketua DPR, Setya Novanto.
Gatot mengaku terjebak dalam pertemuan dengan Setya Novanto di sebuah acara di Singapura.
Baca Juga:Beri Isu Maruf Amin Positif Corona, Kakek Gusti Tulis Ini di Grup FB Jokowi
Dari mulut Setya Novanto, Gatot diberitahu Jokowi ingin dirinya menjadi Panglima TNI.
“Saya mendapat informasi dari Ketua DPR di Singapura. Saya kejebak, saya diajak makan oleh teman tiba-tiba ketemu Setnov. Di mana Setnov mengatakan (soal pengajuan Panglima TNI). Saya jawab tidak ke pak Setnov untuk jadi panglima. Saya katakan saya tidak berkeinginan jadi Panglima TNI,” ujarnya.
Setya Novanto, dikisahkan Gatot, saat itu kaget mendapat penjelasan dari Gatot. Dua pekan usai pertemuan di Singapura itu, Gatot mendapat telepon dari Setya Novanto.
Gatot kala itu berada di Denmark. Dalam perbincangan itu, Setya Novanto menyampaikan ke Gatot, telah menerima surat dari Presiden yang isinya pengajuan Gatot sebagai calon tunggal Panglima TNI.
“Beliau (Setnov) tanya, surat ini harus saya apakan? Saya jawab, ada dua Pak Ketua. Yang pertama sobek-sobek masuk kantong sampah. Yang kedua terserah Pak Ketua. Karena saya bukan tidak berkeinginan, situasi seperti itu jangan saya dulu, nanti dulu,” jelas Gatot.
Meski terdapat dinamika tersebut, akhirnya Gatot Nurmantyo diajukan ke DPR sebagai calon tunggal Panglima TNI dan disetujui parlemen.
Gatot dilantik jadi Panglima TNI pada 8 Juli 2015 dan menjabat sampai 8 Desember 2017.