UGM Bikin Alat Prediksi Gempa, BMKG: Itu Ibarat Tes Covid-19 Ukur Suhu

BMKG sejauh ini dengan alat yang lengkap belum berani publish terkait prediksi gempa

Galih Priatmojo
Senin, 28 September 2020 | 09:01 WIB
UGM Bikin Alat Prediksi Gempa, BMKG: Itu Ibarat Tes Covid-19 Ukur Suhu
Sistem informasi EWS yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada bekerja berdasarkan konsentrasi gas radon [Dok UGM].

"Lima stasiun EWS ini masih di sekitar DIY. Jika seandainya terpasang di antara Aceh hingga NTT kita dapat memperkirakan secara lebih baik, yakni dapat memprediksi lokasi lebih tepat atau fokus," kata dia.

Sunarno menyebutkan sistem deteksi tersebut dikembangkan sebagai mekanisme membentuk kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi untuk mengurangi risiko bencana. Sebab, posisi Indonesia yang berada di 3 lempeng tektonik dunia menjadikannya rentan terjadi gempa bumi.

Seperti diketahui sepanjang 2019 telah terjadi 11.473 gempa bumi dimana aktivitas gempa bumi signifikan dengan magnitudo diatas 5,0 terjadi sebanyak 344 kali. Sedangkan gempa kecil dengan kekuatan kurang dari magnitudo 5,0 terjadi sebanyak 11.229. Gempa-gempa tersebut tak hanya menyebabkan ratusan korban luka, tetapi juga merusak ribuan bangunan tempat tinggal dan fasilitas umum.

Dia mengatakan bahwa sistem peringatan dini gempa bumi ini akan terus dikembangkan hingga mampu memprediksi waktu terjadinya gempa secara tepat, lokasi koordinat episentrum gempa hingga magnitudo gempa.

Baca Juga:Update Covid-19 di DIY, Sebanyak 40 Pasien Dinyatakan Sembuh

Ia berharap pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi ini dapat membantu aparat dan masyarakat dalam melakukan evaluasi penyelamatan penduduk lebih cepat.

Selain itu, menurut dia, alat itu juga bisa menjadi rekomendasi sistem instrumentasi untuk peringatan dini gempa bumi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai prediksi gempa bumi sehingga selalu siap dan waspada terhadap bencana gempa bumi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak