Ismayadi menyebut bahwa selain lima jenis ikan hias yang dibudidayakan sendiri, ia juga mengisi kolam-kolam yang lain dengan berbagai jenis ikan. Sekitar 100 lebih ikan hias itu bukan untuk dibudidayakan, melainkan untuk mempersiapkan jika suatu saat ada konsumen langsung yang datang mencari ikan jenis lain di luar yang dibudidayakan.

Menurutnya, hasil dari puluhan tahun memelihara ikan sekaligus menjualnya sangat mengubah hidupnya. Tidak hanya membeli motor pada waktu itu, membangun kolam, hingga rumah tempat tinggalnya sekarang menjadi lebih layak sudah dilakukan berkat ikan hias. Hal itu yang membuatnya akan terus merawat sebaik mungkin ikan-ikan hias yang ada di kolamnya.
Terkait pemasaran ikan-ikan hias tersebut, pihaknya mempunyai kios sendiri untuk berjualan selain juga menerima tamu atau pembeli yang datang langsung ke rumahnya. Mengenai metode jualan melalui sistem online atau daring, Ismayadi mengaku tidak menggunakannya.
Dijelaskan bahwa ia dulu pernah sempat memasarkan ikan-ikan hiasnya melalui sistem jualan online. Namun hal itu ternyata dirasa tidak terlalu nyaman untuknya secara pribadi. Dari situ ia memutuskan untuk tidak menggunakan sistem jualan online dan tetap pada cara konvensional saja.
Baca Juga:Budikdamber, Solusi Kreatif Menjaga Ketahanan Pangan Selama Pandemi Corona
"Sekarang tidak jualan online saja sudah kesusahan dalam memenuhi permintaan ikan kok. Online itu kalau memang barangnya ready dan banyak. Jadi kita tidak mengecewakan customer," tuturnya.
Ismayadi menuturkan bahwa sekarang ketenangan jiwa menjadi prioritas utama dalam menjalankan usaha ikan hiasnya. Menurutnya sejak dulu dengan menjalani secara mengalir dan penuh ketekunan, usahanya menjadi berkembang dengan seiring berjalannya waktu.
"Dulu tidak pernah bermimpi kalau bakal ada yang beli. Intinya mengalir saja, perlahan tapi pasti dengan rasa cinta yang sudah seperti separuh napas dengan ikan-ikan hias ini. Tidak ada target yang muluk-muluk sekarang kalau sekarang," paparnya.
Apresiasi ikan hias sudah bagus
Menurut Ismayadi, di Jogja sendiri ikan hias untuk saat ini sudah sangat banyak orang yang tahu. Bahkan bukan hanya sekadar tahu bahwa ikan hias untuk hiburan saja melainkan bisa juga untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca Juga:Ikan Cupang, Jenis, Keistimewaan, Sejarah, dan Cara Ternak Ikan Cupang
Ismayadi menyampaikan sekarang tidak sedikit orang yang ingin membudidayakan ikan-ikan hias karena memang tergiur dengan keuntungan yang didapat. Namun memang tidak bisa dipungkiri olehnya bahwa saat ini pemasaran ikan hias sudah sangat mudah ketimbang beberapa tahun sebelumnya.

"Ketersediaan ikan hias saya saja sudah kurang-kurang sekarang. Belum sampai ke pasar luar negeri, hanya dalam kota saja masih kurang. Soalnya memang kalau budidaya itu terbatas, kalau reseller memang banyak," terangnya.
Peningkatan penjualan ikan hias juga sempat dirasakan dalam beberapa bulan yang lalu. Walaupun memang sekarang sudah tidak seramai kemarin tapi penjualan ikan hias masih tergolong cukup besar.
"Kalau beberapa bulan lalu sehari saja bisa dapat Rp.4-7 juta tapi sekarang menjadi Rp. 1,5-2 juta. Tapi itu masih lebih bagus dibandingkan sebelum ada pandemi, soalnya kalau sebelum pandemi paling hanya sekitar Rp. 1 jutaan saja," ujarnya.
Ismayadi mengatakan sebelumnya hitungan perminggu yang tercatat setidaknya satu item atau jenis ikan hias bisa keluar hingga 3000-5000 ekor. Namun ia yang membudidayakan sendiri beberapa jenis ikan di kolamnya itu mengaku sempat kewalahan menyediakan sebanyak itu.
Dituturkan Ismayadi bahwa ikan hias yang paling dimintai oleh masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah guppy. Bedanya sekarang ikan guppy mengalami perkembangan yang lebih baik secara kualitas, dari ras dan postur pun semakin bagus. Menurutnya ikan guppy memiliki nilai komersil yang paling tinggi dibanding ikan hias lain.