Cerita Bocah Tunanetra Jual Nasi Keliling untuk Biaya Sekolah dan Makan

Demi untuk makan dan membiayai pendidikan, dia rela berjualan nasi keliling.

Rendy Adrikni Sadikin
Rabu, 14 Oktober 2020 | 12:15 WIB
Cerita Bocah Tunanetra Jual Nasi Keliling untuk Biaya Sekolah dan Makan
Kisah Riko, bocah penyandang tunanetra yang jual nasi keliling. (Kitabisa)

SuaraJogja.id - Riko, seorang bocah penyandang tunanetra di Surabaya, Jawa Timur, mendadak menjadi sorotan. Demi untuk makan dan membiayai pendidikan, dia rela berjualan nasi keliling.

Menyadur dari Kitabisa, Rabu (14/10/2020), Riko mengenyam pendidikan di SMPLB-AYPAB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta), Kota Surabaya.

Semasa kecil, Riko sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya yang memutuskan untuk bercerai. Kini, ia pun tinggal bersama kakek dan nenek yang sangat menyayanginya.

Meski hidup dalam keterbatasan fisik terutama pengelihatan, Riko tak ingin menyerah begitu saja. Dengan kemampuan sebisanya, ia mau berjuang menyambung hidup untuk dirinya serta kakek neneknya.

Baca Juga:Petinggi KAMI Syahganda Nainggolan Ditangkap Tim Siber Mabes Polri

Bocah yang kini berusia 15 tahun ini justru menguatkan tekadnya untuk mencari nafkah secara mandiri demi membiayai pendidikan dan kehidupannya sehari-hari.

Hal itu dilakukan lantaran sang kakek dan nenek yang tidak bekerja. Sebelumnya, kakek Riko berprofesi sebagai tukang becak dengan penghasilan sekitar Rp 30 ribu per hari.

Namun pada tahun 2018 silam, kakeknya memutuskan berhenti untuk menarik becak sebab mengalami kebutaan akibat glaukoma.

Atas sejumlah alasan tersebut, Riko memilih untuk bekerja dengan menjajakan nasi keliling.

“Saya bekerja sebagai penjual nasi, untuk membantu nenek dan kakek mencukupi kebutuhan sehari-hari dan sekolah saya,” kata Riko mengutip Hops.id--jaringan Suara.com.

Baca Juga:Pelatihan dan Sertifikasi MSDM BNSP Online Banjir Peminat

Melihat perjuangan cucunya yang seakan tak ingin mengalah dengan keadaan, sang nenek pun turut membantu Riko dengan memproduksi nasi bungkus.

Bahkan, wanita tua itu rela bangun jam tiga pagi, demi menyiapkan hidangan nasi bungkus yang nantinya akan diedarkan oleh Riko.

Sebelum berjualan nasi bungkus keliling, Riko pernah mencoba profesi lainnya sebagai tukang urut. Namum ia memutuskan untuk berhenti lantaran hanya diupah sangat kecil yakni Rp 5.000.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak