SuaraJogja.id - Tak semua kisah seseorang yang berproses menjadi mualaf bisa berlangsung dengan mudah. Beberapa harus melewati jalan terjal sebagai ujiannya.
Hal ini serupa dengan kisah spiritual sejumlah artis yang memutuskan untuk menjadi mualaf meski harus melewati tentangan dari keluarga.
Berikut tiga artis mualaf yang sempat ditentang keluarga
Baca Juga:Ada di Bantul Nih, Penampakan Seorang Anak Naik Naga Raksasa
Angel Lelga menjadi mualaf sejak 19 tahun lalu. Kala itu, dia mendapat pertentangan dari keluarganya.
“Di keluarga saya awalnya enggak mudah, karena sebagai keluarga saya ada yang pendeta,” ujarnya seperti dilansir dari Hops.id -- Jaringan Suara.com.
Angel mengaku butuh waktu 10 tahun untuk membuat keluarga menerima keputusannya. Dia maklum, penerimaan bukan hal yang mudah. Dia baru diterima keluarga saat sudah memiliki anak.
Dia juga berusaha menunjukkan bagaimana agama barunya.
“Saya menunjukkan kepada keluarga saya di Islam itu indah lho, di Islam itu damai lho, walau saya agak sedikit sulit diterima di keluarga, tapi saya menunjukkan dan memperlihatkan Islam itu ya legowo, damai,” katanya.
Baca Juga:Gaet Dukungan Tukang Becak, Halim Keliling Bantul Naik Becak
Usahanya tak sia-sia, kini keluarga sudah menerima Angel sebagai mualaf.
Bella Saphira menjadi mualaf sebelum menikah dengan Agus Surya Bakti pada Agustus 2013. Keputusan tersebut sempat mendapat pertentangan dari banyak pihak.
“Banyak benturan terutama dari kedua orang tua saya, keluarga, tante, keluarga ibu, keluarga bapak, beberapa kenalan, komunitas gereja, orang-orang yang beragama Kristen, penggemar saya, apalagi saya mualaf,” kata Bella Saphira dalam YouTube STARPRO Indonesia.
Tapi Bella terus melangkah dengan keyakinan.
“Saya yakin dengan pilihan ini. Saya yakin, akan menjalani semua ini hingga akhir,” tuturnya. Dia bisa membuktikan kalau pernikahannya bisa berjalan harmonis.
Proses Astrid Kuya saat awal-awal menjadi mualaf cukup berat. Dalam program Teawith ANW di akun Youtube Atiek Nur Wahyuni, dia bercerita penolakan keluarganya.
“Keluarga aku itu semuanya non muslim. Jadi mama papa itu pendeta, sebelum menikah sama dia (Uya Kuya), kan dia muslim jadi aku harus pindah,” terang Astrid.
Tapi, dia telah meyakini Islam sejak di kuliah dan jauh sebelum bertemu Uya. Keputusan itu sempat membuat ibunya marah.
“Tapi ya mama enggak apa ya ‘masak sih anak saya harus pindah’ waduh heboh rumah. Kan aku belajar sholat, sampai dibuang mukenanya itu, di rumah kan berantem keluarga,” ungkapnya.
Ibunya juga tidak merestui pernikahannya dengan Uya yang Muslim. Tapi Astrid selalu memanjatkan doa agar suaminya bisa diterima keluarga.
Doanya terkabul, hubungannya dengan orangtua, terutama ibu sudah kembali erat. Keluarganya sudah bisa menerimanya sebagai mualaf.