Ada Pandemi, Investor Asal China Gagal Tanam Modal ke Kabupaten Sleman

investasi yang ditunda realisasinya tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Galih Priatmojo
Rabu, 28 Oktober 2020 | 16:10 WIB
Ada Pandemi, Investor Asal China Gagal Tanam Modal ke Kabupaten Sleman
Ilustrasi modal

SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19 membuat sejumlah investor memilih menunda menanamkan modalnya di Kabupaten Sleman. Diperkirakan, lebih dari Rp10 miliar investasi sementara ini belum dapat direalisasikan.

Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu ( DPMPPT) Sleman Arjunandir mengungkapkan, investasi yang ditunda realisasinya tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

PMA berasal dari sebuah perusahaan makanan beku (frozen food) dari China senilai Rp10 miliar. Sedangkan PMDN berasal dari sebuah hotel di Kapanewon Depok, namun hotel tersebut berhenti beroperasi sementara karena dipukul pandemi. Untuk nilai investasi dari perusahaan hotel ini, Nadir tidak menyebutkan secara rinci, hanya saja jumlahnya mencapai miliaran rupiah. 

"Ada kebijakan, untuk menghadirkan trust supaya investor mau datang, ya terbiasa dengan protokol kesehatan dan new normal, baru bisa masuk. Misalnya, di Sleman kasus tidak bertambah atau bisa dikendalikan, bisa muncul trust," kata Nadir,  Rabu (28/10/2020).

Baca Juga:Curi Emas Majikan buat Beli Motor, ART di Sleman Diringkus Polisi

Hingga Tri Wulan II 2020, sudah ada sebesar Rp456,2 miliar PMDN terealisasi di Sleman. Dengan nilai investasi tertinggi berasal dari hotel, resto yaitu Rp223 miliar.

"Mereka ini sudah izin dulu-dulu, sebelum ada moratorium pembangunan hotel di Sleman berlaku," ungkapnya.

Investasi PMDN lainnya yaitu konstruksi Rp105,4 miliar, diikuti investasi bidang perdagangan dan reparasi Rp78,7 miliar. Selanjutnya, ada bidang transportasi, gudang dan telekomunikasi yang menyumbang investasi sebesar Rp6,9 miliar.

"Potensi yang dimiliki Kabupaten Sleman menarik untuk dilirik investor. Walau kecil-kecil, tapi banyak," tutur Nadir.

PMA yang masuk ke Sleman pada TW II 2020, sudah terealisasi dalam bentuk 66 proyek bernilai 1542 U$D. Dari total itu, senilai 105 U$D berasal dari perdagangan dan reparasi.

Baca Juga:Bantuan BPUM dari Presiden Cair, Antrean di Disdukcapil Sleman Mengular

Setiap investasi yang telah terealisasi, juga telah dilaporkan dalam Laporan Kegiatan Penanaman Modal kepada pemerintah.

Investasi di Sleman selama ini mendapatkan tantangan keterbatasan lahan dan tingginya harga tanah. Sehingga, pihaknya tak jarang mengarahkan, agar investasi yang masuk bukanlah yang memerlukan lahan luas. Bahkan, sangat mendukung bila investasi yang masuk juga ditopang adanya pembangunan co-working space.

Potensi alam Sleman, dipengaruhi pula oleh geografisnya yang berada di ketinggian. Melihat dari sana, strategi investasi berbasis agro, baik itu agrowisata maupun agroteknologi akan selalu menjadi penawaran dari Pemkab Sleman kepada investor. 

Ditambah lagi, Sleman juga telah menggodok zona-zona, termasuk kawasan ekonomi khusus (KEK) hingga zona aneka industri.

DPPMT Sleman tak henti mendorong investor menanamkan modalnya di bumi sembada, dengan memberikan banyak kemudahan dan memotong birokrasi perizinan hingga pemberian insentif. Bahkan, saat ini Raperda yang mengatur kemudahan dalam berinvestasi di Sleman masih terus dibahas.

Melalui adanya beragam kemudahan tadi, harapannya bisa menjadi daya tarik sendiri bagi investor. Walaupun demikian, Pemkab Sleman juga tetap menjaga investasi yang sudah ada selama ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak