Timses Halim-Joko Optimis Elektabilitas Naik Pascadebat Terbuka Pertama

Subhan menilai, calon bupati nomor urut 2 hanya mengedepankan cerita tentang masa lalu saja, bukan memberikan ide serta gagasan yang relevan untuk memajukan Bantul.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 29 Oktober 2020 | 14:02 WIB
Timses Halim-Joko Optimis Elektabilitas Naik Pascadebat Terbuka Pertama
Kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati Bantul menunjukkan nomor urut yang didapat dalam pengundian di KPU Bantul, Kamis (24/9/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Tim sukses pasangan calon bupati dan wakil bupati Bantul nomor urut 1 meyakini pascadebat publik yang dilaksanakan pada Rabu (28/10/2020) malam, elektabilitas Abdul Halim Muslih dan Joko B Purnomo naik.

Keyakinan itu disampaikan langsung oleh Ketua Tim Sukses Abdul Halim Muslih dan Joko Budi Purnomo, Subhan Nawwawi, saat dikonfirmasi oleh awak media. Menurutnya, dalam debat pertama tentang "Pemerintahan yang Bersih" semalam, Halim lebih banyak menawarkan ide terkait visi-misi dan programnya.

"Pascadebat perdana ini kami yakin akan menaikkan elektabilitas pasangan Halim-Joko. Dalam debat, juga terlihat calon kami, Abdul Halim Muslih lebih banyak menawarkan gagasan dan ide untuk Bantul ke depan," ujar Subhan, Kamis (29/10/2020).

Menurut Subhan, dalam debat kali ini, Halim memberikan beberapa ide yang berbasis pada persoalan yang tengah dan mungkin masih dihadapi pada pemerintahan kemarin. Salah satunya terkait dengan penataan birokrasi yang menekankan tentang pelayanan publik.

Baca Juga:Hasil Debat Perdana Pilkada Bantul, Minim Visi Fokus Tebar Pesona

"Layanan itu bakal ditingkatkan dengan berbasis Teknologi Informasi. Peningkatan bakal menyasar kapasitas dan kompetensi ASN dan sarana pendukung lainnya," ucapnya.

Subhan menilai, calon bupati nomor urut 2 hanya mengedepankan cerita tentang masa lalu saja, bukan malah memberikan ide serta gagasan yang relevan untuk memajukan Bantul di masa mendatang.

"Bahkan, kami melihat dalam debat itu calon nomor 2 banyak curhat dan mengeluh. Artinya, secara kemampuan, sebagai incumbent, dia tidak mampu menjadi seorang pemimpin," tegasnya.

Debat publik putaran pertama calon bupati Bantul itu disiarkan melalui salah satu stasiun televisi dan melalui streaming kanal YouTube KPU Bantul. Debat itu terdiri dari enam sesi, mulai dari pemaparan visi misi, penajaman visi-misi, hingga tanya-jawab antarcalon Bupati.

Sementara itu, dosen di Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), Nanang Indra Kurniawan, menilai, debat publik putaran pertama tersebut masih berlangsung landai.

Baca Juga:Ganjar Pranowo Tempel Prabowo, Elektabilitas Ridwan kamil Turun

Pasalnya, kedua kandidat masih belum terlalu banyak melakuan eksplorasi terkait dengan visi-misi dan program masing-masing.

"Kalau nomor satu cukup memunculkan ide dalam debat ini, tapi nomor dua lebih kepada pesona atau citra dirinya. Entah ini sebagai strategi masing-masing atau tidak yang jelas keduanya tahu betul untuk memanfaatkan dua hal tadi demi kepentingan elektoral mereka," kata Nanang kepada awak media.

Nanang mengatakan, jika dilihat, calon bupati nomor urut 1, Abdul Halim Muslih, sudah lebih bisa menunjukkan identifikasi masalah serta solusi penyelesaiannya. Walaupun masih bersifat makro, tapi penyampaian itu lebih terasa.

Sedangkan untuk calon bupati nomor urut 2, Suharsono, kata dia, lebih menonjolkan penyampaian gagasan dengan menggunakan story-telling atau bercerita.

Cerita itu juga masih sebatas dengan prestasi semasa pemerintahannya dan tidak menunjukkan secara jelas apa yang bakal dilakukan di masa mendatang.

"Saya tidak melihat adanya adu ide gagasan yang mendalam dalam debat kali ini. Masing-masing kandidat punya kekuatan, kalau nomor dua perannya jelas dengan citra diri tadi. Lalu nomor satu datang untuk memberikan tanggapan dengan idenya," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini