SuaraJogja.id - Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Miftah Maulana Habiburrahman memberikan pandanganannya mengenai tindakan Presiden Perancis, Emmanuel Macron. Menurutnya, siapapun yang menghina Nabi Muhammad SAW dan agama Islam harus diingatkan terlebih dahulu.
Presiden Macron tengah banyak menjadi perbincangan setelah terjadinya peristiwa pemenggalan seorang guru sejarah di Perancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad. Bahkan, gambar karikatur tersebut juga sempat ditunjukkan di salah satu gedung pemerintahan.
Sementara, Presiden Macron dinilai melindungi penerbit yang mengeluarkan karikatur Nabi Muhammad tersebut. Akibatnya serangan terhadap negeri anggur merah itu terus berdatangan terutama dari negara-negara yang mayoritas rakyatnya adalah penganut ajaran Islam.
Gus Miftah sendiri sudah sejak awal mengecam aksi yang terjadi di Perancis tersebut. Ia mendukung tindakan pemerintah Republik Indonesia (RI) yang mengecam tindakan Presiden Perancis. Bahkan, Gus Miftah juga menyarankan untuk mengusir Duta Besar Perancis untuk Indonesia jika pemerintah Perancis tidak mau mengalah.
Baca Juga:Menyeberang Jalan, Pria Klaten Korban Tabrak Lari di Bantul Luka di Kepala
"Terima kasih pemerintah, kalau mereka ngeyel usir saja dubes nya," tulis Gus Miftah dalam keterangannya.
Pada beberapa unggahannya di media sosial Instagram, Gus Miftah membagikan tangkapan layar dari media-media online yang menunjukkan berita mengenai pemerintah Indonesia mengecam tindakan pemerintah Perancis. Gus Miftah juga membagikan video pidato Presiden Joko Widodo yang mengecam Pemerintah Perancis.
Selanjutnya, pria lulusan UIN Sunan Kalijaga ini menyampaikan, bahwa sebelumnya ada yang nyinyir kepadanya lantaran dinilai terlalu emosional dalam menanggapi Presiden Macron. Menurut Gus Miftah, siapapun yang menghina Islam dan Nabi Muhammad wajib untuk diingatkan terlebih dahulu.
"Gaya mu Dul Dul, bojomu (pasanganmu-red), orangtuamu dihina saja kamu emosi kok, nabi dihina kamu sok bijak," tulis akun @gusmiftah dalam keterangannya.
Pria berambut panjang ini juga mengatakan untuk tidak perlu mengajarkan toleransi kepadanya. Sebab ia merasa lebih toleran daripada orang yang mengkritik reaksinya tersebut. Ketika mereka yang bertingkah seolah bijaksana baru berbicara, ia sudah lebih dulu mempraktekkan di lingkungan pondok dan masyarakat.
Baca Juga:Angin Puting Beliung Terjang Piyungan Bantul, Belasan Pohon Tumbang
Gus Miftah menekankan, boleh bagi seseorang untuk menghinanya, namun tidak menghina agama dan nabi yang ia percaya. Guru Spiritual Presenter Deddy Corbuzier ini juga mengajak masyarakat untuk saling menjaga dan menghormati perbedaan agama dan golongan tanpa harus menistakan dan menghina siapapun.
"Terima kasih presiden @jokowi telah mendengar suara hati kami, kami memberikan kritikan karena kami percaya pemerintah mendengar. 'Wani milih wani nagih' (Berani memilih berani menagih-red)," tulis Gus Miftah.
Sejak diunggah Sabtu (31/10/2020), unggahan Gus Miftah yang mencurahkan uneg-unegnya itu sudah disukai lebih dari 58000 pengguna Instagram. Ada banyak komentar yang ditinggalkan warganet. Beberapa ikut memberikan tanggapan mengenai peristiwa yang mengusik umat Islam tersebut.
"Yang dihina itu bukan Agama Islam saja Gus, tpi Kristen juga. Yang disayangkan kenapa kejadian di sana malah merebak kemana-mana, bahkan umat kristiani yang tidak tahu menahu juga menjadi korban, yang seharus menjadi musuh di sana bukanlah umat kristiani tapi majalah Charli Hebdo yang telah menyulutkan kebencian," tulis akun @suwito.edi.
"Gus kenapa kayak kita yang salah. Padahal membela rosul. Banyak komen akun sebelah yang membela Macron," komentar akun @roheed_el.abdan.
"Cuma mengecam doang, apa akan ada tindakan lain (putus hubungan diplomatik)," tanggapan akun @insyah_lamin.
Sementara akun @zaynn15 menyampaikan, "Mereka yang nyinyir sesungguhnya tidak mengerti ilmu agama. Ngehina nabi kok dibela."