Lama Mati Suri, Stasiun Kalasan Kembali Beroperasi untuk Umum

mulai 1 Oktober 2020 pihak KAI mengintensifkan stasiun lokal seperti, Kalasan, Maguwoharjo dan Patukan.

Galih Priatmojo
Selasa, 03 November 2020 | 07:05 WIB
Lama Mati Suri, Stasiun Kalasan Kembali Beroperasi untuk Umum
KA Prameks yang melayani relasi Solo-Yogyakarta dan Solo-Kutoarjo - (ANTARA/Aris Wasita)

SuaraJogja.id - Stasiun Kalasan, yang berada di Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan, Sleman sedianya dibuka kembali dan beroperasi untuk umum. Hal itu sebagai imbas dari penataan Stasiun Lempuyangan.

Kepala DAOP 6 PT KAI Yogyakarta Asdo Artriviyanto menjelaskan, dari laporan operasional Kereta PRAMEX oleh PT KCI (Kereta komuter indonesia) diketahui bahwa, mulai 1 Oktober 2020 pihak KAI akan mengintensifkan stasiun lokal seperti, Kalasan, Maguwoharjo dan Patukan. 

Hal itu merupakan proyek berkesinambungan, pascadimulainya pembangunan program perjalanan Kereta Api (KA) rel listrik dari Tugu sampai Solo-Balapan, sejak 21 Juli 2020 lalu. Hingga saat ini, proyek tersebut telah sampai tahap penyelesaian.

"Pada 10 November 2020, Menteri Perhubungan akan hadir dalam soft launching jalur KA Rel Listrik Jogja-Klaten," ujarnya, dalam audiensi bersama Pemkab Sleman, Senin (2/11/2020).

Baca Juga:Soal Kompetisi, PSS Sleman Desak PSSI dan PT LIB Segera Gelar Pertemuan

Setelah itu, pada Desember akan dilanjutkan dengan peresmian jalur KA rel listrik Jogja-Solo untuk operasional pada 2021. Perjalanan awal akan dimulai dengan 20 kali perjalanan per hari.

"Program ini merupakan upaya mendukung program strategis nasional untuk mengurangi beban jalan raya," ungkapnya.

Menurut survei, penumpang lokal banyak memilih naik kereta dari Stasiun Maguwoharjo. Terdiri dari mahasiswa dan pegawai kantor, karena para penumpang banyak yang bermukim di wilayah timur. Ditambah lagi, kereta sudah operasional mulai pukul 04.00 WIB, sehingga dapat memberikan pelayanan bagi penumpang yang berangkat pagi hari. 

Di kesempatan yang sama, ia menyatakan jalur KA Jogja-Solo memiliki potensial besar dalam jumlah penumpang.

Pada awalnya, KRL berkapasitas 200 tempat duduk dengan empat gerbong. Selanjutnya berkembang hingga mampu mengangkut 800-1.000 orang penumpang dengan 12 gerbong.

Baca Juga:Pemkab Sleman Siapkan Rp10 Miliar untuk Hadapi Bencana di Musim Hujan

Paralel dengan itu, PT KAI juga akan menertibkan jalur perlintasan liar dengan terus mengadakan sosialisasi kepada warga.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyambut baik program KRL ini dan berharap perlintasan tidak resmi dan masih belum berpalang pintu, di wilayah Sleman, dapat diselesaikan dengan baik, demi keselamatan warga.

"Demikian pula, dengan frekuensi jumlah KA yang melintas tentu semakin bertambah. Sehingga penertiban perlintasan jalur KA sangat mendesak untuk dilakukan,' imbuhnya.

Sri Purnomo juga berharap jalur KRL ini dapat menyambungkan kota budaya Jogja  dan Solo. Untuk itu maka, diperlukan sinergi dengan jajaran Dinas Perhubungan Sleman untuk memperlancar keberhasilan program KRL, baik dalam segi penertiban perlintasan maupun dari segi pengelolaan tata ruang khususnya dalam pengembangan Stasiun Kalasan.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak