Selain pameran, MKF juga menghadirkan bazar-bazar dari industri kreatif yang dikelola anak-anak muda, performing art, workshop, kriyaventura, fashion show, diskusi seni, dan talkshow.
Bima berharap ke depannya MKF bisa menjadi ajang kompetisi yang menjangkau seniman lebih luas hingga mancanegara. Sehingga ajang ini dimiliki Indonesia dan menjadi kebanggaan bagi Yogyakarta.
Sedangkan Musyaffa salah satu kurator dalam sambutannya mengungkapkan MKF 2020 kali ini banyak menjaring perupa muda. “Nusantara in Slice”, bahwa Yogyakarta dapat dimaknai sebagai ruang sosial yang sangat besar.
Secara tidak langsung tiap dari diri kita adalah potongan dari banyak sosial dan kebudayaan yang membentuk manusia Indonesia.
Baca Juga:5 Komunitas Pendopo Raih Penghargaan dari Royal Ambarrukmo Yogyakarta
Gelaran ini juga bertujuan menjaring budaya yang telah ada dengan inovasi baru yang segar. Sumadi, S.H.,M.H. selaku Plt. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) D.I. Yogyakarta mengapresiasi MKF 2020 yang mampu melestarikan dan
mengembangkan seni dan budaya di tengah pandemi yang melanda.
“MKF menghadirkan inovasi dan kreasi walaupun berada dalam kungkungan pandemi. Dengan dukungan teknologi informasi acara ini terlaksana dengan baik. Semoga bisa menumbuhkan kriyawan muda yang mampu teguh bertahan dalam tiap kondisi apa pun,” pungkasnya.