Gelisah, Warga Lereng Merapi Pilih Jual Ternak deengan Harga Tak Maksimal

Walaupun harga jual ternak saat ini masih berada di batas yang wajar, tetapi Nawang tetap meminta warga tidak terburu-buru melakukan penjualan tersebut.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 17 November 2020 | 14:05 WIB
Gelisah, Warga Lereng Merapi Pilih Jual Ternak deengan Harga Tak Maksimal
Seorang warga sedang merawat sapi yang telah dievakuasi ke kandang komunal Singlar, Selasa (17/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi yang terus meningkat memaksa warga untuk mengevakuasi hewan ternak mereka guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Namun, ketidaknyamanan dalam pelaksanaan evakuasi yang dirasakan oleh sebagian masyarakat membuat beberapa di antaranya menjual hewan ternaknya.

Informasi ini disampaikan langsung oleh Plt Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Nawang Wulan kepada awak media, Selasa (17/11/2020).

Pihaknya mengatakan memang sudah mengetahui kabar tersebut, tetapi hingga saat ini belum dapat memastikan jumlahnya secara pasti.

"Dari informasi yang kami dapat memang sudah ada warga di Kalitengah Lor yang justru menjual ternaknya, tapi untuk jumlah sudah sampai berapa orang atau ekor ternak yang dijual, belum tahu karena tidak dilaporkan," kata Nawang.

Baca Juga:Sempat Mandek, Evakuasi Ternak Warga di Lereng Gunung Merapi Mulai Lagi

Menurut Nawang, alasan utama warga akhirnya memilih menjual sapi ketimbang mengevakuasi adalah karena merasa repot.

Hal ini terkait dengan perawatan yang bakal lebih susah saat dipindahkan ke tempat evakuasi sementara.

Selain harus mencari pakan di tengah kondisi yang masih belum kondusif, warga juga khawatir hewan ternaknya stres dan makin membuatnya tidak produktif lagi.

"Sebenarnya kita sudah siapkan petugas kesehatan untuk khusus selalu memantau dan memeriksa kesehatan ternak. Selain itu, untuk pakan juga diupayakan agar bisa disediakan oleh para relawan. Jadi walaupun belum bisa memastikan 100 persen, warga tak perlu khawatir yang berlebihan," tuturnya.

Walaupun harga jual ternak saat ini masih berada di batas yang wajar, tetapi Nawang tetap meminta warga tidak terburu-buru melakukan penjualan tersebut.

Baca Juga:Juru Kunci Ungkap Tanda-Tanda Erupsi Merapi: Ilmu Titen Warga Sudah Melekat

Pasalnya, hewan ternak menjadi salah satu aset yang berharga dan dapat dimanfaatkan saat kondisi ekonomi sedang tidak baik.

"Warga tidak perlu buru-buru menjual ternak. Apalagi kalau harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Pak Bupati juga bilang, jangan sampai kejadian hewan ternak dengan harga murah terjadi lagi," tegasnya.

Dikonfirmasi terpisah, seorang warga Kalitengah Lor, Darto, mengaku sudah menjual dua sapi perah miliknya.

Hal itu dilakukannya akibat memikirkan proses perawatan yang merepotkan selama dievakuasi nanti.

"Sapi perah sudah saya jual ke daerah Klaten, dapet Rp19 juta, biasanya sampai Rp20 juta," kata Darto.

Selain karena repotnya perawatan selama evakuasi, Darto menjual sapinya karena tidak ingin kejadian saat erupsi Merapi 2010 lalu kembali terjadi. Waktu itu tiga sapinya menjadi korban setelah sempat dievakuasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak