SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa dan beberapa seniman asal Yogyakarta lainnya diundang untuk kegiatan melukis bersama di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Memenuhi undangan tersebut, Butet mengaku merasakan kesejukan dalam beragama karena berinteraksi dengan masyarakat yang memeluk agama berbeda.
Dalam unggahannya di Instagram @masbutet, anak seniman Bagong Kussudiardja ini mengatakan bahwa ia baru saja memenuhi undangan UIN Sunan Kalijaga, Sabtu (28/11/2020). Acara tersebut bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan mengadakan kumpul bersama antara seniman dan keluarga besar UIN Sunan Kalijaga.
Butet menyebutkan bahwa itu adalah sebuah peristiwa yang langka. Mengutip perkataan Rektor UIN Sunan Kalijaga Al-Makin, acara itu mungkin baru kali pertama diadakan di kampus berbasis agama Islam tersebut. Selanjutnya, Butet menyampaikan bahwa hari itu lingkungan kampus mendadak penuh dengan kehangatan peristiwa seni.
"Ada yang nyanyi-nyanyi, juga pada melukis on the spot. Bahkan pak rektor UIN pun juga ikutan melukis bareng pelukis-pelukis Yogyakarta," tulis Butet dalam keterangannya.
Baca Juga:Menag Fachrul Razi Kecam Serangan Teroris MIT terhadap Warga di Sigi
Tidak hanya mengundang para seniman untuk melukis bersama di UIN Sunan Kalijaga, Al Makin juga ikut melukis bersama dengan para seniman. Terlihat rektor baru UIN Sunan Kalijaga itu mengenakan celemek untuk melindungi bajunya dari coretan cat. Mereka melukis dengan gaya dan karakteristik masing-masing.
Ada beberapa seniman yang turut hadir bersama Butet dalam kegiatan tersebut. Di antaranya adalah Djoko Pekik, Ivan Sagita, Hari Budiono, Anusapati, Nasirun, Jumaldi Alfi, Totok Buchori, Bambang Herras, Yuswantoro Adi, Kuss Indarto, Agus Burhan (Rektor ISI), Gatot Eka Cahyono, Benkbenk, dan beberapa seniman lainnya juga.
Merasa beberapa waktu belakangan diteror dengan kecemasan dan ketakutan ketika bersinggungan dengan hal agama, Butet menghadiri acara itu untuk bisa merasakan sejuknya beragama. Ia menilai bahwa tindakan Al-Makin untuk mengundang para seniman sebagai hal yang melegakan.
Menurutnya, acara itu seolah menegaskan bahwa agama dengan kesenian itu bukanlah hal yang berseberangan; bukan juga hal yang bisa saling mencurigai, apalagi dua pihak yang ingin saling mematikan. Namun, agama dan kesenian benar-benar bisa dirasakan sebagai persekutuan yang saling menghidupi. Butet menilai, kolaborasi keduanya itu asyik dan menyejukkan.
"Lebih mengesankan lagi, justru di kesempatan kemarin itu pematung kontemporer yang juga staf pengajar FSRD ISI Yogya, Anusapati, secara on the spot mejadikan saya sebagai obyek drawingnya," imbuh Butet.
Baca Juga:Sebarkan Toleransi Lewat Seni, Puluhan Seniman Melukis Bareng di UIN Sunan
Acara itu menjadi lebih mengesankan untuk Butet karena ia berkesempatan menjadi objek dari lukisan Anusapati.
Membiarkan dirinya berdiam diri dan mematung untuk menjadi objek lukisan dinilai Butet sebagai hal yang langka.
Duduk di anak-anak tangga, Butet membiarkan dirinya menjadi objek dengan bentuk lukisan berwarna hitam dan putih.
Sejak diunggah pada Minggu (29/11/2020), potret itu sudah disukai lebih dari 300 pengguna Instagram.
Ada beberapa komentar yang ikut ditinggalkan warganet. Mereka ikut merasa senang dengan unggahan Butet tersebut.
Ada juga yang justru salah fokus mengomentari kondisi tubuh Butet yang terlihat lebih kurus.