Intensitas Hujan Tinggi, BMKG: Belum Puncak Dampak La Nina, Tetap Waspada

Reni melanjutkan bahwa fenomena MJO ini masih akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di perairan Jawa, setidaknya hingga awal Desember mendatang.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 01 Desember 2020 | 06:25 WIB
Intensitas Hujan Tinggi, BMKG: Belum Puncak Dampak La Nina, Tetap Waspada
Ilustrasi hujan - (PIxabay/PublicDomainPictures)

SuaraJogja.id - Hujan dengan durasi yang cukup lama mengguyur wilayah Yogyakarta dan sekitarnya beberapa hari terakhir.

Hal ini diakibatkan oleh fenomena Madden Julian Ossilation (MJO), atau adanya penumpukan uap air di sekitar wilayah DIY.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Sleman Reni Karningtyas menjelaskan, MJO merupakan perambatan awan konvektif ke arah timur.

Perambatan itu terjadi tepatnya di sepanjang ekuator mulai dari Samudera Hindia sampai perairan Pasifik Barat dan Tengah.

Baca Juga:Tips Motoran Saat Hujan: Jangan Berhenti Sekonyong-konyong Koder

Reni menyebutkan, setidaknya kecepatan perambatan itu mencapai 5 meter per detik.

Periode perambatan berkisar dari 30 hingga 60 hari.

"Selain itu, ada juga pengaruh dari konvergensi atau peristiwa pertemuan angin di Jawa. Akibatnya, penumpukan uap air itu terjadi di sekitar DIY, sehingga memang banyak hujan," kata Reni saat dikonfirmasi awak media, Senin (30/11/2020).

Reni melanjutkan bahwa fenomena MJO ini masih akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di perairan Jawa, setidaknya hingga awal Desember mendatang.

Sementara itu, fenomena La Nina, yang sudah banyak dikhawatirkan, baru akan mencapai titik puncak pada periode Desember hingga Januari mendatang.

Baca Juga:Cocok Disantap saat Musim Hujan, Begini Cara Membuat Budae Jjigae di Rumah

"Walaupun begitu, dampak La Nina akan masih akan terjadi secara bervariasi dari Januari sampai dengan Maret 2021, tergantung dengan wilayah masing-masing," tuturnya.

Diungkapkan Reni, memasuki Desember sampai Februari 2021, curah hujan memang akan meningkat.

Dalam periode waktu itu akan dibarengi juga dengan puncak fenomena La Nina serta Monsun Asia atau angin baratan.

"Dampaknya nanti wilayah Indonesia akan menerima cukup banyak uap, jadi memang hujan yang cukup tinggi saat ini belum mencapi puncak dampak dari La Nina," sebutnya.

Reni menambahkan, semua pihak harus mempersiapkan perencanaan antisipasi bencana yang mungkin saja terjadi.

Diharapkan peringatan dini dapat meminimalisasi dampak yang mungkin saja terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak