Bagai Besarkan Anak Macan, Sikap Polisi ke Pendemo Rumah Mahfud MD Dikritik

Menurut Alissa Wahid, massa yang mengepung rumah keluarga Mahfud MD menunjukkan indikasi bahwa mereka sudah merasa hebat dari pemerintah.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 02 Desember 2020 | 14:04 WIB
Bagai Besarkan Anak Macan, Sikap Polisi ke Pendemo Rumah Mahfud MD Dikritik
Mahfud MD Sebut Ada Dua Aktor di Balik Aksi Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (YouTube Najwa Shihab).

SuaraJogja.id - Putri Presiden ke-4 Indonesia Gus Dur, Alissa Wahid, menyayangkan sikap aparat keamanan yang dinilai kurang tegas dalam menangani sekelompok orang yang dikenal sering membuat kerusuhan. Pendapat itu disampaikan Alissa Wahid dalam konteks penyerangan massa di rumah ibu Menkopolhukam Mahfud MD.

Menurut Alissa Wahid, massa yang mengepung rumah keluarga Mahfud MD menunjukkan indikasi bahwa mereka sudah merasa hebat dari pemerintah.

"Kejumawaan seperti ini sudah saatnya dihentikan. Bila terhadap Ulil Amri (Pemerintah) saja sudah merasa di atas & membangkang, bagaimana pula sikapnya kepada sesama warga yang tidak punya kuasa apa-apa? Semoga prof @mohmahfudmd dan ibunda dilindungi dari kejahatan2 ini," cuit @AlissaWahid, menyertakan tangkapan layar berita berjudul "Pendemo Ancam Bakar Rumah jika Rizieq Shihab Dipenjara, Ibunda Mahfud MD Diungsikan".

Pada cuitan berikutnya, Alissa Wahid melontarkan kritik terhadap sikap aparat keamanan.

Baca Juga:Detik-Detik Massa Kepung Rumah Ibunda Mahfud MD

Ia menilai, mereka tidak tegas terhadap kelompok yang suka main hakim sendiri. Meski memiliki niat baik melalui pendekatan yang mengutamakan keharmonisan, Alissa Wahid menganggap, sikap mereka bagaikan membesarkan anak macan.

"Saya berkali2 diundang bicara di depan Kapolres2 & Pemda2. Beliau2 ini mengutamakan Menjaga Ketertiban & Harmoni Sosial, dg cara merangkul kelp2 yg suka tindak main hakim sendiri. Niatnya baik tapi caranya tidak tepat sebab unintended consequencesnya: membesarkan anak macan," tulisnya.

Ia lantas menyarankan supaya tindak lanjut untuk massa yang sering membuat keributan itu ditangani dengan perspektif konstitusi.

Cuitan Alissa Wahid - (Twitter/@AlissaWahid)
Cuitan Alissa Wahid - (Twitter/@AlissaWahid)

Selama ini, menurutnya, taktis politis selalu menjadi yang utama, sehingga berdampak pada makin pongahnya kelompok-kelompok perusuh di Indonesia.

"Kelp2 ini makin lama ya makin merasa pongah, yakin dg mobokrasi (berkuasa dg gunakan mob/aksi massa), yakin bahwa Negara memang harus & akan nurut pada mereka. Seharusnya bgmn? Gunakan perspektif konstitusi, jangan taktis politis melulu hadapi mereka. Biar tdk jadi spt ini," kicau psikolog lulusan UGM ini.

Baca Juga:Usai Dikepung Kelompok Massa, Rumah Mahfud MD Dijaga Ketat Banser

Di akhir utasnya, Alissa Wahid mengingatkan polisi akan sebuah pesan dari nenek moyang.

"Tuh kan taktis politis lagi.
Mustinya pak Pulisi ingat pesan nenek moyang: kalau diberi hati bakal merogoh rempelo," cuitnya bersama tangkapan layar berita berjudul "Polisi: Demo di Rumah Mahfud Hanya Sebentar, Tak Ada Kerusakan dan Korban Jiwa".

Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (1/12/2020) sekitar pukul 13.45 WIB, rumah Mahfud MD di Pamekasan tiba-tiba digeruduk ratusan orang yang datang dengan menumpang beberapa truk.

Di depan rumah Mahfud, massa sempat berorasi sebelum dengan cepat dihalau oleh polisi. Sebelum mengepung rumah orang tua Mahfud, massa telah mendatangi Mapolres Pamekasan.

Dalam orasinya, massa meminta agar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tidak dijadikan tersangka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini