Ienas Kesal ke Pendukung Fanatik Jokowi: Lawan FPI, Jangan Catut Gus Mus!

Ienas juga mengungkapkan salah satu pengalaman buruknya berhadapan dengan kelompok FPI pada 2012.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 14 Desember 2020 | 09:43 WIB
Ienas Kesal ke Pendukung Fanatik Jokowi: Lawan FPI, Jangan Catut Gus Mus!
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, KH. Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus. [[email protected]]

SuaraJogja.id - Lagi-lagi keluarga KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus dibuat kesal dengan tulisan yang dibuat untuk melawan pihak tertentu dengan mencatut namanya. Kekesalan itu diungkapkan Ienas Tsuroiya, putrinya, di Twitter.

Ienas, melalui cuitan pada Minggu (13/12/2020) malam, menegur para pendukung fanatik Presiden Joko Widodo (Jokowi), baik buzzer maupun bukan. Ia memperingatkan mereka supaya berhenti mencatut nama Gus Mus dalam berkampanye melawan Front Pembela Islam (FPI).

"Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yg baik. Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). Setidaknya sudah tiga tahunan ini kami dibuat repot gara2 ulah kalian. Stop it!" kicaunya.

Contoh pertama yang ia berikan adalah, pada 2018 akun buzzer Kata Kita membagikan tulisan orang lain, tetapi menyertakan nama dan foto Gus Mus. Saat itu Ienas telah menegur, tetapi pemilik akun sempat berdalih, hingga akhirnya banyak yang mendukung Ienas, dan unggahan pun menghilang.

Baca Juga:Bersitegang, Laskar FPI Akhirnya Ditembak di Dalam Mobil

"Tapi belakangan ini, tulisan itu beredar lagi, masih dengan nama dan foto Abah. Diklarifikasi satu, muncul lagi dan lagi.
Karena penasaran, saya google lah judul tulisan itu. Ternyata yg muncul adalah postingan KataKita! Ketika saya SS malam ini, sudah dibagikan lebih dr 2500x," tulis Ienas lagi, menyertakan tangkapan layar tulisan Kata Kita di Facebook dengan judul "Ketika Agama Kehilangan Tuhan" dan foto Gus Mus.

Kasus selanjutnya, Ienas menyebutkan, saat itu ada seorang pendukung Jokowi bernama Iyyas Subiakto mengirim surat terbuka pada orang keturunan Arab. Namun, kemudian ada oknum yang membagikannya di Facebook dan menambahkan nama Gus Mus.

Keluarga Gus Mus, kata Ienas, sampai kerepotan membantahnya dan hingga kini belum tahu siapa orang di balik fitnah tersebut.

Utas Ienas untuk pendukung fanatik Jokowi dan FPI - (Twitter/@tsuroiya)
Utas Ienas untuk pendukung fanatik Jokowi dan FPI - (Twitter/@tsuroiya)

BACA UTAS SELENGKAPNYA DI SINI.

"Masih sering beredar di WAG. Berdasarkan pengalaman saya, kalau sudah masuk aplikasi Whatsapp, akan sangat sulit dihentikan penyebarannya," terang Ienas.

Baca Juga:Begini Reka Ulang saat Detik-detik Laskar FPI dan Polisi Terlibat Bentrok

Kini, Ienas dihadapkan dengan video rekaman demo FPI yang diiringi audio Gus Mus saat membacakan puisinya yang berjudul "Allahu Akbar".

Ia pun sempat mendapati akun Kata Kita mengunggahnya di Facebook, tetapi kemudian lenyap saat dicek lagi.

Ienas menjelaskan, pusi yang ditulis pada 2005 itu bersifat universal dan tidak digunakan untuk menyerang kelompok mana pun.

"Seperti banyak puisi Abah yang lain, intinya mengajak introspeksi. Dakwah secara halus. Kalau menggabungkan suara beliau dengan video demo FPI, itu namanya mengadu-domba," tegas Ienas.

Masih di utas yang sama, Ienas menambahkan, adanya peringatan untuk pendukung fanatik Jokowi itu bukan berarti Ienas mendukung FPI.

Istri Ulil Abshar Abdalla ini bahkan mengaku sebagai salah satu warga yang ikut dibuat resah oleh aksi FPI, yang menurutnya sering diwarnai kekerasan meskipun dengan dalih "nahi mungkar".

"Menurut keyakinan saya, nahi mungkar (memerangi kemaksiatan) itu harus dilakukan secara makruf, alias dengan cara yang baik, berlandaskan kasih sayang. Bukan berdasar benci, apalagi dgn kekerasan," tulis Ienas.

Ia lantas mengungkapkan salah satu pengalaman buruknya berhadapan dengan kelompok FPI pada 2012 saat bedah buku Irshad Manji di Salihara.

"Diskusi baru saja dimulai, ketika kemudian datang sekelompok massa bersorban putih, meneriakkan takbir sambil berusaha menjebol pagar depan Salihara. Situasi sungguh mencekam," lanjutnya.

Meski akhirnya selamat, Ienas masih merasakan trauma dari pengalaman tersebut dan mengaku masih ketakutan setiap bertemu orang-orang berseragam FPI.

"Wajah-wajah garang itu sangat membekas di benak saya," ungkapnya.

Untuk itu, meskipun menegur pendukung fanatik Jokowi yang melawan FPI, Ienas mempersilakan para pendukung FPI untuk berhenti mengikuti akunnya jika tak berkenan lantaran ia sendiri memiliki memori tidak menyenangkan dengan FPI.

"Jadi, buat pendukung FPI yang mem-follow saya karena twit di awal utas ini, monggo kalau mau unfollow lagi. Ndak masalah. Daripada kecewa, ya kan?" tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini