SuaraJogja.id - Siapa kini yang tak kenal dengan kuliner Korean BBQ. Kuliner yang makin ngehits seiring banyaknya penggemar drama korea maupun Kpop tersebut ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang, lho.
Sejarah Korean BBQ
Melansir dari Nextshark, Korean BBQ berawal dari era Goguryeo pada tahun 37 Sebelum Masehi hingga 668 Masehi. Awalnya, suku Maek yang nomaden menciptakan 'maekjeok' atau tusuk sate yang dipanggang di atas api. Daging yang dipanggang tersebut berubah nama menjadi 'bulgogi'.
Selanjutnya, makanan tersebut berkembang di era Dinasti Joseon (tahun 1392 sampai 1910). Di era ini, muncul inovasi baru bernama 'neobiani'.
Baca Juga:Awal Sejarah Pembuatan Pensil, Sudah Tahu?
Neobiani adalah irisan daging sapi yang tipis kemudian diasinkan dan digoreng. Makanan ini menjadi favorit kerajaan di masa itu.
Agama Buddha kemudian mempengaruhi Korea selama berabad-abad pada 57 tahun sebelum Masehi, hingga 668 Masehi. Buddha menjadi agama negara dan mengakibatkan muncul larangan makan daging.
Sejak saat itulah 'banchan' atau lauk nabati mulai muncul dalam tradisi masakan Korea.
Setelah invasi Mongol (1231 sampai 1259) dan Korea tunduk pada aturan mereka, hidangan daging kembali menjadi budaya makan.
Selama invasi Jepang ke Korea di tahun 1910 sampai 1945, masyarakat kekurangan daging. Hal ini membuat harga daging di pasaran melambung tinggi. Harga tersebut mulai kembali pada tahun 90an.
Baca Juga:Mengenal Sejarah Musik Gamelan, Sudah Dipakai Sejak Zaman Majapahit!
Sejarah minum alkohol sebagai pendamping Korean BBQ
Di Korea, menyantap Korean BBQ biasanya juga dilengkapi dengan minum alkohol. Ternyata budaya minuman alkhol dengan hidangan panggang sudah ada sejak sebelum era Joseon.
Saat minum alkohol, ada aturan ketat tentang bagaimana seseorang harus berperilaku dan menghormati satu sama lain. Aturan tersebut didasari berbagai faktor seperti kelas sosial, jenis kelamin dan usia.
Terlepas dari kelas sosial yang ada di Korea, kegiatan minum alkohol adalah waktu yang dinikmati oleh semua orang mulai dari raja hingga pelayan.
Di Korea ada ungkapan yang disebut 'jujugaekban'. Hal ini merupakan tradisi di mana pemilik meminta tamu untuk minum sedikit, dan tamu meminta pemilik untuk mengambil nasi.
Buruh dan petani yang tengah beristirahat akan memikirkan untuk minum alkohol. Kemudian mereka akan berseru kepada siapapun yang lewat termasuk orang asing untuk bergabung dengan mereka.
Korean BBQ di masa kini
Setelah adanya Undang-Undang Imigrasi tahun 1965, akses tidak terbatas terbuka bagi orang Asia yang memasuki Amerika Serikat. Jumlah imigran Korea melonjak hingga 2.500 persen dari tahun 1960 hingga 1980.
Angka tersebut akan terus berlipat ganda per dekade. Para imigran Korea ini kemudian membawa bulgogi dan banchan bersama mereka.
Pada 1990-an dan 2000-an, banyak hiburan Korea dan K-pop mengglobal dan dikenal sebagai Gelombang Hallyu, atau Gelombang Korea. Kini semakin banyak penggemar berbondong-bondong untuk belajar tentang budaya tradisional, makanan, dan bahasa Korea.
Generasi kedua dan ketiga Hallyu membawa kesuksesan K-pop dan drama Korea. Mereka pun terus mempromosikan budaya Korea secara global hingga hari ini.
"Ketika sebuah budaya menjadi populer dan benar-benar populer, semua orang mulai melihat makanannya," kata chef San Francisco Deuki Hong kepada Taste.
"Ini bergerak ke arah yang benar. Beberapa orang takut bahwa makanan Korea akan menjadi tren, tapi kami pernah ke sana, dan itu jelas bukan iseng," tambahnya.
Itulah sejarah Korean BBQ yang cukup panjang. Hingga kini, Korean BBQ masih menjadi makanan yang populer di Korea bahkan seluruh dunia