SuaraJogja.id - Satu bulan tak muncul di layar kaca atau kanal YouTubenya, Dewi Persik mengaku terpapar covid-19. Bersama dengan tujuh orang lain di rumahnya, ia melakukan isolasi mandiri. Muncul ruam merah di sekujur tubuh Dewi justru dituduh warganet adalah kesalahan diagnosa. Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin lantas menjelaskan jika gejala yang dialami Dewi Persik terjadi kepada 20% pasien Covid-19 di seluruh dunia.
Melalui akun Instagram pribadinya @dewipersikreal, mantan istri Saipul Jamil ini mengatakan jika selama satu bulan terakhir ia tengah bergelut dengan kondisi terpapar covid-19. Dewi juga mengunggah potret dirinya yang penuh dengan ruam merah. Mulai dari wajah hingga bagian dada yang dibiarkan terbuka, terlihat muncul ruam warna merah. Kondisi itu merupakan salah satu efek yang diderita pasien covid-19 dengan gejala.
"Alhamdulillah Allah masih kasih kesempatan aku untuk sehat aku sekarang sembuh, aku salah satu orang yang beruntung untuk sembuh, aku sudah cek dua kali negatif alhamdulillah," tulis Dewi dalam keterangannya.
Setelah melakukan swab dua kali dengan hasil negatif, akhirnya Dewi dinyatakan sembuh dari wabah yang menyerang seluruh penjuru dunia. Saat ini, ia masih berada dalam tahap pemulihan. Ruam merah yang ia derita merupakan salah satu dampak yang timbul dari 20% pasien covid-19 dengan gejala. Persitiwa ini menjadi bahan renungan untuknya dan keluarga. Sekaligus teguran untuk menggugurkan dosa-dosanya dan bahwa covid-19 itu nyata.
Baca Juga:Wajah Dewi Perssik Penuh Kemerahan, Kenali Tanda Ruam Kulit karena Covid-19
Dewi merasa sedikit lega, karena setidaknya ia tidak merasa seperti pembunuh yang menularkan virus kemana-mana. Sebab, covid-19 selain menularkan juga mematikan. Ia pribadi mengalami gejala ringan. Menurutnya, yang lebih berbahaya adalah OTG karena merasa sehat dan bisa menularkan terutama kepada orangtua yang usianya senja dan orang-orang yang memiliki penyakit bawaan dan yang sedang turun imun tubuhnya.
"Kemarin mungkin karena kegiatanku yang terlalu padat akhirnya aku kecapean dan terkena covid-19," imbuh Dewi.
Ia mengucapkan terimakasih kepada pihak kepolisian atau TNI, dokter dan suster yang sama seperti dirinya, punya anak, suami dan keluarga yang menyanyangi dan menunggu kepulangannya dengan sehat. Namun, demi menjaga masyarakat Indonesia mereka selalu menjadi garda terdepan untuk masyarakat. Dewi berharap agar Tuhan membalas semua kebaikan pihak-pihak tersebut dan pandemi bisa segera berakhir. Terakhir, Dewi juga mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan menjaga diri.
Sejak diunggah Kamis (24/12/2020), curahan hati Dewi yang terpapar covid-19 ini sudah disukai lebih dari 400 ribu pengguna Instagram. Dari 18 ribu komentar yang ditinggalkan warganet, banyak yang justru meragukan kesaksian pelantun lagu Hikayat Cintaku ini justru dituduh mengada-ada diagnosa yang diberikan. Tidak sedikit yang tidak percaya jika covid-19 bisa menimbulkan ruam seperti yang dimiliki Dewi. Warganet bahkan ada yang menuduh Dewi alergi setelah melakukan perawatan kecantikan.
Menanggapi komentar dari warganet tersebut, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin, Listya Paramita memberikan tanggapannya. Melalui akun Instagram pribadinya @drmita.spkk, dokter yang berdomisili di Yogyakarta ini mengatakan jika gejala Covid-19 bisa sangat beragam dan bervariasi. Bisa muncul dari organ manapun, tidak hanya paru-paru tapi juga ginjal, hati, jantung, sistem saraf, sistem pencernaan dan bahkan kulit.
Baca Juga:Dewi Persik Umumkan Positif Covid-19: Keputusan Ini Sangat Berat Aku Terima
"Gangguan multi organ ini bisa muncul dalam spektrum klinis luas, mulai dari gejala yang sangat ringan hingga gejala sangat berat," tulis Listya dalam keterangannya.
Gejala yang dialami Dewi sendiri bukanlah hal yang baru. Dokter dan para ahli telah mengamati adanya gejala pada kulit bahkan sejak awal pandemi. Dari studi yang dilakukan Recalcati di rumah Sakit Alessandro Manzoni Italia, menemukan bahwa dari 88 pasien yang dirawat akibat Covid-19. Terdapat 18 pasien atau sekitar 20,4% yang mengalami manifestasi kulit.
Pada kulit, gejala ini terbagi menjadi tiga. Yakni ruam kemerahan yang luas, biduran yang luas dan lenting isi air yang menyerupai kondisi cacar air. Selain itu, masih ada beberapa studi lainnya dari negara Thailand misalnya yang menyebutkan mengenai manifestasi kulit akibat covid-19. Kelainan kulit yang dilaporkan pasien covid-19 tidak spesifik dan dapat ditemukan kelainan dermatologi dan venereologi, maka penanganannya juga butuh ketelitian dan kewaspadaan.
Artinya, jika ada gejala kemerahan, biduran tapi tidak ada gejala lain yang mengarah ke infeksi covid-19 kemungkinan besar hanya gatal biasa. Namun juga jangan menyepelekan gangguan kulit tersebut. Jika ada gejala kulit lalu diiringi dengan batuk, sesak, hiposmia/anosmia, demam, kelelahan, atau gejala lain yang mengarah ke covid-19 sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.
"Kita gak bisa menang lawan virus ini sendiri-sendiri, tapi harus bersama-sama. Yuk kita sama-sama berjuang, untuk sehat, untuk selamat dari pandemi ini. Dengan menjaga diri sendiri, otomatis kamu juga menjaga orang lain. Dan sebaliknya, membahayakan dirimu sendiri, dengan abaikan protokol kesehatan, artinya kamu juga membahayakan orang lain," imbuh Listya.
Sejak diunggah Jumat (25/12/2020), keterangan dari dokter spesialis kulit dan kelamin ini sudah disukai lebih dari 9000 pengguna Instagram. Ada ratusan komentar yang ikut ditinggalkan warganet. Kebanyakan meminta ijin untuk membagikan ulang tulisan tersebut. Ada juga penyintas covid-19 yang membernarkan perkataan Listya.