SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman memastikan, semua barak pengungsian di Sleman siap digunakan untuk mengevakuasi warga jika sewaktu-waktu Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan. Total ada 12 barak pengungsian yang sudah dinyatakan siap untuk dimanfaatkan.
Kepala BPBD Sleman Joko Supriyanto mengatakan, 12 barak pengungsian itu sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Selain itu, sarana dan prasarana lainnya, semisal untuk sanitasi, kasur, hingga tikar, sudah tersedia semua.
"Kita sudah siapkan 12 barak pengungsian dari Kapanewon Cangkringan, Pakem, Turi untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu skala ancaman meningkat dan pengungsi bertambah. Semua sudah siap dengan kondisi baik," ujar Joko saat ditemui awak media, Kamis (7/1/2021).
Joko menyebutkan, hingga saat ini BPPTKG belum meningkatkan status Gunung Merapi. Diketahui bahwa hingga sekarang gunung yang berada di wilayah perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu masih berstatus Siaga atau Level III walaupun memang beberapa fenomena terkait peningkatan aktivitas Gunung Merapi terus terjadi, semisal kemunculan lava pijar sejak beberapa hari lalu yang menuju ke arah barat atau tepatnya ke Kali Krasak.
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Menuju ke Arah Kali Krasak
Terkait dengan evakuasi, pihaknya mengaku tidak ingin terburu-buru, mengingat saat ini status Gunung Merapi memang masih berada di level III.
"Belum ada evakuasi. Ini kan masih level III, jadi hanya kelompok rentan yang jaraknya 5 km saja yang kita ungsikan, tidak semuanya," ucapnya.
Disampaikan Joko, Turgo menjadi wilayah di Sleman yang berada di sisi barat Merapi dengan jaraknya paling dekat, yakni sekitar 6-7 km dari puncak. Sedangkan untuk warga di daerah Turgo sendiri ada sekitar 150 orang.
Menurutnya, warga yang berada di daerah Turgo sudah siap dan memahami potensi bahaya Gunung Merapi yang bakal melalui Kali Krasak, sehingga sampai saat ini belum ada warga Turgo yang mengungsi.
"Untuk warga masyarakat di daerah barat belum ada yang mengungsi karena memang belum diminta untuk ngungsi. Kalau diminta ngungsi padahal belum saatnya, kan repot juga kita untuk penanganannya," tandasnya.
Baca Juga:Setelah Keluarkan Guguran Awan Panas, Status Gunung Merapi Masih Siaga
Sementara itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan bahwa memang telah terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa waktu terakhir. Terbaru telah muncul awan panas guguran pada Kamis (7/1/2021) pagi tadi.
"Memang makin meningkat, tadi baru saja ada awan panas sedikit dengan luncuran 200 meter. Itu kita pantau terus, tapi kita juga masih tetap berpegang pada status Siaga atau Level III," kata Sri.
Sri menuturkan bahwa pihaknya sudah melaporkan kondisi terkini dari Gunung Merapi. Dengn jumlah total 12 barak pengungsian yang sudah disiapkan, kata Sri, masing-masing akan dapat menampung 100 pengungsi.
"Semua barak pengungsian sudah siap. Jadi nanti kapasitas totalnya semuanya bisa mencapai 1.200 orang. Mudah-mudahan nanti yang masuk hanya sekitar 530 orang saja dan sudah cukup dengan beberapa barak yang ada di Cangkringan," ujarnya.
Disinggung mengenai anggaran untuk penanggulangan bencana Gunung Merapi ini, Sri masih enggan menyebut besaran nominal yang bakal digelontorkan. Kendati demikian, pihaknya yakin bahwa tidak akan ada masalah terkait dengan anggaran.
"Ini baru Januari ya sangat sedia [anggarannya], cukup. Ya pokoknya nanti untuk ngopeni 530 orang andai kata itu setahun pun kita masih mampu. Kalau memang kurang, nanti kita akan minta bantuan pemerintah provinsi," tandasnya.