Nostalgia Jaman Jaga di Puskesmas Turi, dr Tirta Kerap Nyetir Ambulance

Kurangnya tenaga sopir ambulance di tempatnya bekerja tersebut, dr Tirta mengaku tidak mudah mengendalikan mobil dalam situasi genting

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 01 Februari 2021 | 14:50 WIB
Nostalgia Jaman Jaga di Puskesmas Turi, dr Tirta Kerap Nyetir Ambulance
dr Tirta di depan ambulance milik Puskesmas Turi. - (Instagram/@dr.tirta)

SuaraJogja.id - Nama Tirta Mandir Hudhi mulai banyak dikenal sebagai seorang relawan kesehatan sejak pandemi berlangsung. Bergabung dalam Satgad Covid-19 Nasional, dr Tirta kerap berkeliling Indonesia untuk menjalankan misi kemanusiaan memberikan edukasi kepada masyarakat. Sebelum berkecimpung sebagai relawan, dr Tirta pernah menjadi dokter jaga di Puskesmas Turi

Pria kelahiran Surakarta ini juga menamatkan pendidikan kedokterannya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta. Memiliki banyak kenangan sebagai tenaga kesehatan di kawasan Sleman, dr Tirta sampai didaulat menjadi salah satu tenaga medis pertama yang menerima vaksin di Sleman. 

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @dr.tirta, duda satu anak ini ikut bernostalgia dengan kenangannya di Puskesmas Turi. Hingga saat ini, masih ada beberapa orang temannya yang bekerja di tempat tersebut. Salah satunya yang kerap membawa ambulance bersama dengan dirinya. 

"Bersama @satya.bgxa, salah satu tenaga BLUD di puskesmas turi. 5 tahun lalu jaga bareng, dominan jaga malem hahaha," tulis dr Tirta. 

Baca Juga:Nyaris Berkelahi, dr Tirta Umumkan Akun Piel Alami Patah Tulang Tangan

Ia dan rekannya mengaku lebih sering berjaga di jam malam, mengantarkan pasien ke RSUD Sleman untuk rujukan dengan ambulance yang sampai saat ini masih ada di Puskesmas. Kurangnya tenaga sopir ambulance di tempatnya bekerja tersebut, dr Tirta mengaku tidak mudah mengendalikan mobil dalam situasi genting. 

Perlu konsentrasi tinggi untuk bisa membawa pasien dalam keadaan darurat dengan nyaman dan tepat sampai lokasi. Sempat berpengalaman sebagai sopir ambulance, dr Tirta meminta masyarakat untuk bisa memberikan ruang jika ada mobil ambulance melaju di jalan raya. 

"Ya tekanannya berat. Kadang nemu pengguna jalan gak kasih jalan, harus lihat-lihat kondisi pasien juga apalagi kalau cidera kepala," tulis dr Tirta. 

Menyetir mobil ambulance memiliki tekanan yang berat. Beberapa kali ia bertemu dengan pengguna jalan yang tak mau mengalah. Kondisi pasien yang dibawa juga harus diperhatikan. Jika memiliki cidera di kepala maka kenyamanan dan keamanan pasien harus diutamakan. 

Selain itu, kendala juga ditemui jika melaju di di perempatan saat jam sibuk melanda. Bisa-bisa mobilnya justru ditabrak oleh pengguna jalan lainnya. Munculnya kendaraan roda dua yang mencarikan jalan untuk mobil ambulance bagi dr Tirta sangat berjasa. Terutama mencarikan jalan untuk bisa segera sampai ditujuan. 

Baca Juga:Terima Vaksin Covid-19 Tahap Kedua, dr Tirta: Saya Enggak Jadi Titan kan?

Sejak diunggah Senin (1/2/2021), potret dr Tirta bersama dengan rekan tenaga medisnya di depan ambulance Puskesmas Turi tersebut sudah disukai lebih dari 17 ribu pengguna Instagram. Ada ratusan warganet yang ikut memberikan tanggapan di kolom komentar. Warganet ikut membagikan pengalaman mereka dengan ambulance yang membawa penumpang dalam keadaan darurat. 

"29 des lalu saya mengalaminya, luar biasa driver ambulance nganter saya dari puskesmas ngemplak 2 ke RSUD prambanan karena saya dalam kondisi darurat. Alhamdulillah walau ngebute luar biasa selamat sampai IGD RS. Plis yang lagi di jalan kalau ada ambulance lewat bisa dengan sangat kasih jalan seluas-luasnya," tulis akun @buk_m******. 

"Hua. Aku pernah ngerasain dok, kayaknya supir Ambulance ini kudu yang punya nyali besar. Karena menghadapi segala macam hiruk pikuk jalanan. Pernah mendapati oknum aparat yang malah nantangin duel adu kendaraan. Tapi alhamdulillah banyak banget aparat yang bantu membuka jalan juga. I tip my hat to all ambulance driver (Aku mengangkat topi untuk semua pengemudi ambulance-red)," komentar akun @ada******.

"Ini yang sering dilupakan. Jasa driver ambulan itu kalau udah genting perhitungannya tinggi resiko nabrak atau ditabrak. Ditangannya nyawa 1 orang bergantung, bahkan seluruhnya yang ada di dalam. Semoga ini jadi amal jariyah semua driver ambulan," tanggapan akun @herdi****. 

Sementara akun @sifa_al****** mengatakan, "Dan ternyata naik ambulance itu gak semulus jalan tol. Di dalamnya kayak ada gempa bumi cukup 2x aja naik ambulance amiin."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak