"Sementara ini tidak kami tarik tarif. Hanya kami sediakan kotak untuk biaya kebersihan saja," ungkap dia.
Aliran air sepanjang lebih kurang 500 meter dari atas ke bawah itu sudah disediakan tangga oleh pengelola. Wisatawan bisa berswafoto di atas air terjun.
Di tengah situasi pandemi ini tingkat kunjungan wisatawan cukup banyak. Per hari, Kedung Tolok bisa didatangi 80-100 orang.
"Jika akhir pekan biasanya tambah ramai. Bisa mencapai 500 orang," jelas dia.
Baca Juga:Ditiup Angin Kencang, Wisata Blue Lagoon Ditutup Sementara
Fajar menjelaskan untuk keamanan, pihaknya sudah menempatkan warga untuk berjaga-jaga. Ketika terjadi hujan deras dengan intensitas aliran air yang kencang, pengelola biasanya melarang wisatawan mendekat ke air.
"Jadi ketika aliran air dirasa sudah deras, kami mengimbau wisatawan tidak bermain di air. Hal itu berbahaya ketika terseret derasnya aliran air," ujar dia.

Sesepuh warga setempat, Tupar Siswohartono (78), menjelaskan bahwa sebelumnya, air tolok sedalam lebih kurang 2,5 meter itu dijadikan warga untuk obat penyembuh.
"Sebelum itu saya pernah mengobati anak saya yang sakit, saya berikan air itu dan bisa sembuh. Tapi itu hanya beberapa orang saja yang percaya, tapi sekarang tempat ini cukup menjadi destinasi wisata," kata dia
Ia berharap kelestarian Kedung Tolok tetap terjaga. Ke depan dirinya memprediksi jika Kedung Tolok semakin ramai dikunjungi wisatawan.
Baca Juga:Wonogiri Dilanda Puting Beliung, Warga Malah Kagum: Bagus Ya
"Harapannya anak cucu kami bisa menjaga kelestarian air terjun itu. Selain itu bisa dimanfaatkan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar Siluk ini," ungkap dia.